Sigmund Freud dan Kekristenan

Posted by CapungLaut 23.29, under , |


Teori dasar oedipus/elektra kompleks

Sigmund Freud dilahirkan dari keturunan Yahudi di Freiburg, Moravia, Austria-Hungaria (sekarang Republik Ceko), yang pertama dari tujuh bersaudara. Sigmund Freud adalah Psykiatris Austria dan pendiri psikoanalisis, teori psikologi paling berpengaruh di abad ke-20.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk pada usia lima tahun pertama seorang anak. Pengalaman awal memainkan peran besar dalam pembangunan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.
Freud percaya bahwa kepribadian berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak selama energi yang mencari-kenikmatan dari id menjadi fokus pada daerah sensitif tertentu. Energi psikoseksual ini, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di balik perilaku manusia.
Selama tahap phalik, fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada tahap ini. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk kasih sayang ibu.  Oedipus Kompleks adalah istilah untuk menggambarkan perasaan ini, yaitu ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun, anak juga memiliki kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah oleh karena perasaan ini, rasa takut ini oleh  Freud disebut kecemasan pengebirian.
Istilah Electra kompleks digunakan untuk menggambarkan satu keadaan perasaan yang sama yang dialami oleh anak perempuan.
Akhirnya, anak mulai mengidentifikasi dirinya dengan orang tua yang sejenis kelamin, untuk memiliki bagi dirinya sendiri orang tua yang tidak sejenis kelamin dengannya.

Teori yang diterapkan ke dalam Alkitab
Freud memberikan dua contoh dari peristiwa Alkitab, untuk menerapkan teorinya: yaitu Musa dan Yesus. Tentang Musa, Freud mengklaim bahwa dia bukan orang Yahudi tetapi orang Mesir, berteman dengan suku Yahudi, membawanya keluar dari Mesir dan mengubahnya menjadi agama monoteistik, dari agama Firaun Ikhnaton, agama Aton dari dewa tunggal, dewa matahari.

Pada masa purba, laki-laki yang kuat adalah tuan dan ayah atas seluruh gerombolan / suku, kekuasaannya tanpa batas, yang digunakan dg brutal. Semua perempuan adalah miliknya, yaitu para istri dan anak-anak perempuan di sukunya sendiri serta mungkin juga yang dicuri dari suku lain. Nasib anak laki-laki sangat malang, jika mereka membangkitkan kecemburuan ayah mereka, mereka dibunuh atau dikebiri atau diusir. Mereka dipaksa untuk hidup di komunitas kecil dan mencari istri bagi diri mereka dengan mencuri dari orang lain. Salah satu atau putra lainnya mungkin berhasil dalam mencapai situasi yang sama dengan ayah dalam komunitas yg terdahulu. Satu posisi yang disukai muncul dengan cara alami: yaitu bahwa si anak bungsu, yang dilindungi oleh ibu yang mencintanya, bisa diuntungkan oleh berjalannya tahun hingga masa tua ayahnya dan menggantikannya setelah kematian ayah. Gema dari pengusiran putra tertua, dan juga posisi favorit yang termuda, tampaknya tetap hidup dalam banyak mitos dan dongeng. Langkah selanjutnya menentukan arah perubahan jenis pertama organisasi " sosial " ini,  terletak pada kemungkinan berikut: saudara-saudara yang telah diusir dan hidup bersama dalam suatu komunitas mengroyok ayah mereka, mengalahkan ayah, dan - menurut kebiasaan orang-orang saat itu - semua anak memakan  tubuh ayahnya. [1]

Penjelasan-penjelasan yang ia berikan mengenai teori Musa dan Yesus bersifat sejarah sekaligus filologis, dan bersifat psikologis sekaligus folkloristic.
Yang pertama adalah kata "Musa" atau “Moses” adalah elemen dari banyak nama Mesir, seperti, misalnya, Ramses (Ra-Mose), Mose dalam bahasa Mesir berarti anak. Oleh karena itu, Musa adalah seorang Mesir.
Kemudian, pejabaran bersifat psikologis sekaligus folkloristic yg menyatakan Musa adalah orang Mesir sebagai berikut: Dalam banyak legenda tentang asal-usul dan orang yang terkenal dari masa lalu, pahlawan senantiasa berdarah bangsawan. Sebagai anak dia dianggap sebagai ancaman bagi sang ayah. Kemudian sang anak terpaksa melarikan diri, dan diselamatkan dan dibesarkan oleh orang-orang miskin atau rakyat jelata.
Menurut legenda Yahudi, Musa lahir dari antara rakyat ras yg tertindas, dan diselamatkan dan dibesarkan oleh putri raja. Freud mengatakan bahwa legenda itu dipalsukan dan harus diperbaiki. Legenda yang benar menurut Freud adalah bahwa Musa adalah keturunan bangsawan, bahkan mungkin anak dari Putri bangsawan Mesir. Kemudian terpaksa lari karena dianggap ancaman bagi kekuasaan ayahnya. Konflik bapak-anak ini lah yang disebut Oedipus Complex, suatu gejala neurotik. Musa ini kemudian tinggal bersama rakyat yang tertindas dan menjadi pahlawan bagi mereka.

Teori agama Yahudi menurut Freud
Mengenai teori agama Musa, Freud memiliki teori sebagai berikut: bukan Musa yang berbicara tentang Allah kepada Firaun, tetapi Firaun yang mengajarkan Musa tentang Aton, allah monotestik.
Musa tidak pandai bicara, hal ini harus dipahami bahwa ia harus berbicara melalui penerjemah, bukan dengan Firaun, tetapi dengan bangsa Ibrani.
Di tengah pengembaraan bangsa Yahudi di padang gurun, mereka membunuh Musa dari Mesir ini. Selanjutnya, suku Yahudi ini bertemu dan bergabung dengan yang lain, dan sebagai bagian dari kompromi antar mereka, mereka mengadaptasi ibadah dari gunung berapi dewa Jahve, dipengaruhi oleh orang Midian Arab. Dalam upaya untuk melepaskan diri dari rasa bersalah karena telah membunuh Musa, suku ini mengangkat Musa baru – seorang Yahudi- sebagai bapak agama baru monoteis ini. Dengan cara itu, mereka hampir memenuhi teori agama pemujaan sang ayah, yang dibuat Freud sebagai dasar teorinya tentang asal-usul agama. Bagi Freud, pembunuhan ayah purba adalah 'dosa asal'.
Penyesalan karena telah membunuh Musa Mesir telah menciptakan kerinduan terhadap Mesias penebus ‘dosa asal’ di kalangan bangsa Yahudi.

Perbandingan Musa-Yesus menurut Freud
Freud kemudian membandingkan kisah Musa dengan Yesus, yang juga dikorbankan - tetapi dengan sukarela, sebagai korban simbolis penebusan kesalahan karena pembunuhan ayah purba (Musa Mesir).
Yesus, menyatakan dirinya anak tuhan, yaitu bahu yang memikul tanggung jawab atas kematian ayah purba bangsa Yahudi dan menderita hukuman yang setara untuk itu. Jadi anak-anak lain, seluruh umat manusia, dalam pikiran mereka bisa merasa diampuni oleh bapanya.
Hal ini disebut konsep katarsis Yunani, yakni pembersihan menghasilkan pengampunan. Karena tuduhan perasaan bersalah yang tumbuh telah mencengkeram orang-orang Yahudi - dan mungkin seluruh peradaban pada waktu itu - sebagai awal dari kembalinya kenangan memori yang ditekan.
Freud menemukan perbedaan yang signifikan dalam nasib Musa dan Yesus - yang pertama sebagai figur ayah, yang terakhir sebagai seorang anak. Oleh karena itu, ia melihat agama Musa sebagai dasarnya berfokus pada ayah, sedangkan Kekristenan berfokus pada anak.

Menilai teori Freud
Hubungan antara suami-isteri, orang tua-anak yang digambarkan Freud sebagai suatu gejala neurotik bisa dipahami sebagai fenomena empirik pada manusia, tetapi menurut saya tidak mewakili psikologi yang sebenarnya. Karena Freud tidak melihat hakekat manusia secara utuh.
Dari sisi teologi, dalam kaitan moralitas seksual sosial maupun individual, manusia terdiri dari daging dan roh[2]. Oleh karena itu analisa psikoseksual manusia tanpa melihat dari sisi kebutuhan kehidupan rohnya tidak mampu untuk merumuskan Psikologi yang  sebenarnya.
Karena  sebagai makhluk daging, manusia tunduk kepada kuasa dosa[3]. Jadi perilaku yang muncul kepermukaan adalah perilaku dosa. Jika perilaku daging ini dipakai sebagai dasar perumusan teori psikoseksual maka akan diperoleh setengah sisi dari manusia, sementara itu perilaku manusia roh belum dirumuskan.

Sebagaimana kasih dan seks tidak identik, begitu juga kasih dan nafsu berbeda.  Nafsu birahi bersifat eksploitatif, mementingkan diri sendiri, dan memuaskan diri sendiri. Nafsu birahi menjatuhkan manusia dalam percabulan, tidak bertanggungjawab, dan kriminal seks. Semuanya ini bertentangan dengan kasih.[4]

Manusia pada hakekatnya memiliki kehidupan roh yang membutuhkan kasih. Kebutuhan akan kasih inilah yang menggerakan seluruh perilaku manusia. Perbaikan hubungan bapak-anak secara teologis bisa diupayakan ketika masing-masing melepaskan diri dari kuasa dosa dengan pertobatan untuk menerima kasih Allah bagi dirinya. Karena pertobatanlah yang akan membuat hati bapa dan hati anak bersatu lagi[5]. Didalam kekristenan, pertobatan ini dikerjakan oleh Allah melalui sakramen baptisan Yohanes.
Dengan kata lain, pertobatan dalam baptisan Yohanes adalah sebagai jawaban persoalan yang disebut Freud sebagai Oedipus Complex.
Kemudian setelah seseorang mengalami pertobatan selanjutnya ia mengalami kehidupan yang dipimpin oleh Roh untuk menghasilkan perilaku baru yang disebut 9 buah roh. Kehidupan semacam ini dapat terjadi dikarenakan manusia memperoleh kasih secara melimpah melalui karya Allah, Anak, dan Roh dalam kehidupannya yang selanjutnya ia mengalirkan kasih ini kepada anak-anaknya, keluarga dan masyarakat.

Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
Sebelum mengenal Allah, seorang anak mencari kasih dari orang tua. Namun pada masa lampau maupun masa sekarang, seorang ayah terlalu sibuk untuk memberikan perhatian (kasih) sebesar yang ibu berikan kepada anak. Disamping itu juga kebersamaan ibu-anak lebih banyak dari pada kebersamaan ayah-anak. Maka terciptalah ketergantungan anak terhadap ibu, paling tidak dalam kebutuhan akan cinta kasih. Itulah sebabnya mengapa terjadi kecemburuan atau ketakutan anak kehilangan kasih ibu ketika diketahuinya sang ayah memiliki hubungan kasih dengan sang ibu (Oedipus Complex atau Electra Complex).
Seorang ayah yang mencurahkan kasih bersama ibu kepada anak-anaknya sejak masa kecil sang anak akan menghilangkan gejala kejiwaan ini. Karena anak tidak takut lagi kehilangan kasih ibu sebab dalam kebutuhan kehidupan rohnya akan kasih sudah terpenuhi, baik dari ayah maupun ibu. Kemudian orang tua memiliki kewajiban mengarahkan kebutuhan anak akan kasih kepada Allah, karena Allah adalah Kasih. Jadi kebutuhan manusia akan kasih adalah kebutuhan manusia akan Allah.

Jadi ketika Freud mencoba memahami Allah –yang adalah Kasih-, ia memakai dasar pemikiran yang berasal dari tabiat dosa, yaitu sexual desire bukan kasih. Jika suara dari manusia yang takluk dalam tabiat dosa didengarkan sebagai objek sekaligus subyek pemikiran akan Allah maka akan menghasilkan kekeliruan pemahaman terhadap diri Allah, Anak dan Roh sekaligus manusia itu sendiri. Bahkan untuk pribadi ke tiga dalam trinitas ini nampaknya tidak terpikirkan sama sekali oleh Freud. Jika dasar teorinya saja tidak tepat maka bangunan teori diatasnya juga ikut keliru. Tidak mengherankan jika pada kesimpulannya Freud tidak percaya kepada Allah (Ateis). Bagi Freud, Allah hanyalah proyeksi apa yang baik dari alam manusia dan agama adalah sebanding dengan neurosis masa kanak-kanak "[6]



Referensi

  1. www.kirjasto.sci.fi/freud.html, [On Line Page] Sigmund Freud (1856-1939), Petri Liukkonen dan Ari Pesonen.
  2. www.about.com, [On Line Page] Freud’s Stages of Psychosexual Development, Cherry Kendra.
  3. www.insomnium.co.uk, [On Line Page] Introduction to Sigmund Freud's Theory on Dreams, Kevin Wilson.
  4. www.stenudd.com, [On Line Page] Psychoanalysis of Myth, Stefan Stenudd
  5. www.theotokos.org.uk, [On Line Page] Christanity according to Sigmund Freud, Dr. Thevathasan Pravin
  6. www.varchive.com, [On Line Page] Sigmund Freud and Moses the Lawgiver, __
  7. www.victorianweb.org, [On Line Page] Freud’s Stages of Psychosexual Development, David B. Stevenson


[1] dikutip dari www.stenudd.com/myth/freudjung/ diakses pada tanggal 22 Mei 2010
[2] Mal.2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh?
[3] Kej 6:3-5  Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging,…bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata
Gal 5:19  Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
[4] Dikutip dari www.sumberkristen.com
[5] Luk. 1:17 dan ia (Yohanes Pembaptis) akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."
Mal 4:6  Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

[6] Sigmund Freud, The Future of an  Illusion, 1927



Terjemahan Interlinear Injil Yohanes Pasal 3 Oleh Pdt. Jakub Santoja, Ph.D

Posted by CapungLaut 14.18, under , |


Injil Yohanes merupakan Injil yang paling banyak menimbulkan kontroversi dalam hal penafsiran. Berikut ini saya coba posting terjemahan Injil Yohanes khususnya pasal 1-3 oleh Pdt. Jakub Santoja, Ph.D semata-mata untuk membantu kita semua dalam menafsirkan maksud penulis Injil ini agar penafsiran yang didapat lebih lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan secara teologis-akademis.

Pasal 1 saya sertakan untuk membantu kita memahami tentang maksud penulis Injil Yohanes khususnya mengenai kelahiran dari daging dan darah yang dikontraskan dengan kelahiran dari Roh dipasal 3 ay 6 (band. ps 1 ay 13)

Saya sertakan sedikit penggalan argumentasi beliau yang melatarbelakangi setiap kata terjemahan dalam Yohanes pasal 3 ini.


Nah, penggalan catatan argumentasi penafsiran adalah seperti di bawah ini:


Yoh.1: 2 Kata ptoj sebagai kata penunjuk dekat lebih tepat diterjemahkan menjadi ‘Dia ini pada awalnya ada bersama Allah.’

Yoh. 1:3, egeneto dalam bentuk medium menunjukkan pada peristiwa penciptaan oleh Bapa maka lebih tepat diterjemahkan ‘dijadikan’. Terjemahan ini juga konsisten dengan terjemahan kata yang sama pada kalimat berikut dalam ayat ini. Kemudian posisi ungkapan ‘yang telah terjadi’ sebaiknya digeser maju kedepan, karena sekalipun posisinya dalam teks Yunani diakhir kalimat, tapi dalam bahasa Indonesia lebih tepat ditempatkan setelah ungkapan ‘tidak satupun’. Dengan penempatan seperti ini posisinya dalam teks Yunani tetap dipertahankan tetapi secara gramatika Yunani dan secara kejelasan tatabahasa Indonesia lebih jelas, tanpa mengubah prinsip literal. Ini didasarkan prinsip terjemahan yang melihat bahwa urut-2 an munculnya kata dalam bahasa Yunani tidak senantiasa bisa dituruti dalam bahasa Indonesia, tetapi justru dengan melihat pada kasus dan kata benda relative pronoun yang digunakan, maka penempatan posisisedikit maju kedepan memenuhi prinsip literal dan analisis tata bahasa yang akurat. Jadi susunan terjemahannya menjadi: ‘dan tanpa Dia tidak satupun yang telah terjadi itu, dijadikan.’

1:7, seperti halnya kata penunjuk dalam 1:2 maka ‘Ia’ dapat diperjelas menjadi ‘Dia ini’. Terjemahan ‘melalui Dia’ dengan huruf besar berarti melalui Yesus (ini secara doktrin memang benar), tetapi dalam teks Yunani diV auvtou lebih cenderung menunjuk kepada Yohanes Pembaptis. Oleh sebab itu pada kalimat yang menyusul dalam ayat 8 diterangkan bahwa Yohanes Pembaptis itu bukan Sang Terang tersebut. Maka terjemahannya menjadi: ‘supaya semua orang percaya melalui dia’.

1:9, seperti halnya prinsip terjemahan yang diterangkan dalam koreksi ayat 3, maka untuk menghindari kekeliruan terjemahan yang sudah ada, maka harus dikoreksi dengan menggeser  bagian akhir kalimat ke depan dan menambahkan tanda koma, sehingga menjadi: ‘Dialah Terang Sejati yang sedang datang ke dalam dunia, yang menerangi setiap orang.’

1:10 kata ‘sudah’ sebaiknya dihilangkan saja supaya konsisten dengan bentuk µn dalam ayat 1, yang diterjemahkan tanpa kata sudah. Bentuk kata kerja imperfect tidak perlu diterjemahkan dengan kata karena menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi dengan lebih menekankan prosesnya.

Kata ‘anugerah’ dalam ayat 16 sebaiknya diganti dengan ‘karunia’ seperti ayat 14, agar konsisten dan lebih dekat dengan makna teologi karunia seperti yang berkembang dalam jemaat awal. Demikian pula kata anugerah dalam ayat 17 perlu diganti menjadi ‘karunia’.

1:18, kata outoj perlu diterjemahkan untuk menunjukkan kuatnya Putra Tunggal sebagai yang fihak yang ‘menyatakan’. Maka terjemahannya menjadi: ‘Dia itu menyatakannya’.

1:27, kata ina sebaiknya diterjemahkan menjadi ‘untuk’ daripada ‘sehingga’. Maka terjemahannya menjadi: ‘ Orang yang datang kemudian daripada aku, yang kepadaNya aku ini tidak layak untuk melepaskan tali kasutNya’.

1:28, bentuk periphrastic imperfect µn ... baptizwn perlu diterjemahkan menjadi ‘benar-benar membaptis’.

1:31, bentuk tenses pluperfect udein lebih tepat diterjemahkan menjadi: ‘dahulu aku tidak mengenal’.

1:33 karena dipakai kata penunjuk outoj maka lebih kuat kalau subyek pada bagian akhir kalimat diterjemahkan menjadi: ‘Dia inilah....’

1:39, kata pukul sebaiknya diganti dengan ‘jam’ karena lebih tepat menunjukkan jam kesepuluh daripada kata ‘pukul’ yang lebih cenderung menunjuk kepada sepuluh sebagai angka dan kalau dikaitkan dengan kata kesepuluh menjadi kurang pas dari segi kelaziman berbahasa Indonesia, sedangkan dengan ungkapan jam kesepuluh maka ketepatan harfiah bahasa Yunani sesuai dengan ketepatan terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah hasil jadi terjemahan Injil Yohanes pasal 1-3:

Ketuhanan YESUS Kristus

1 Pada awalnya ada Firman, dan Firman itu ada bersama Elohim, dan Firman itu adalah Elohim. 2Dia ini pada awalnya ada bersama Elohim. 3 Segala sesuatu terjadi melalui Dia, dan tanpa Dia tidak satu pun yang telah terjadi itu, dijadikan. 4 Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia; 5 dan terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Terang Sejati

     6Ada seorang yang telah diutus dari Elohim, namanya Yohanes. 7 Ia ini datang sebagai saksi, supaya ia bersaksi tentang Terang itu, supaya semua orang percaya melalui dia. 8 Ia bukan Terang itu, tetapi supaya dia bersaksi tentang Terang itu.
     9 Dialah Terang Sejati yang sedang datang ke dalam dunia, yang menerangi setiap orang. 10 Dia ada di dalam dunia, dan dunia dijadikan melalui Dia, namun dunia tidak mengenal-Nya. 11 Dia datang kepada milik-Nya sendiri, dan milik-Nya tidak menerima Dia.
     12Namun sebanyak orang yang menerima Dia, kepada mereka Dia memberikan kuasa untuk menjadi anak-anak Elohim, yaitu kepada mereka yang percaya kepada nama-Nya, 13 yang dilahirkan bukan dari darah, dan bukan dari keinginan daging maupun dari keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Elohim.

Firman Menjadi Manusia

     14 Dan Firman itu telah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Putra Tunggal dari Bapa, penuh karunia dan kebenaran.
     15 Yohanes bersaksi tentang Dia, dan ia telah berseru dengan berkata, “Orang ini adalah Dia yang mengenai diri-Nya aku telah berkata: ‘Dia, yang datang setelah aku, sudah ada sebelum aku, sebab Dia ada terlebih dahulu dari aku.’” 16 Dan kita semua telah menerima dari kepenuhan-Nya, juga karunia demi karunia. 17 Sebab Torah diberikan melalui Musa; karunia dan kebenaran datang melalui YESUS Kristus.
     18 Tidak seorang pun pernah melihat Elohim; Putra Tunggal yang ada di dalam pangkuan Bapa, Dia itu menyatakan-Nya.

Kesaksian Yohanes Pembaptis

     19 Dan inilah kesaksian Yohanes, ketika orang-orang Yahudi dari Yerusalem mengutus imam-imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka menanyai Dia, “Siapakah Engkau?” 20 Ia pun mengaku dan tidak menyangkal, bahkan ia mengakui, “Aku bukan Kristus.”
     21Dan mereka menanyai dia, “Lalu, siapa? Apakah engkau Elia?” Dan dia berkata, “Aku bukan!” “Apakah engkau Nabi itu?” Ia pun menjawab, “Bukan!”
     22Kemudian mereka berkata kepadanya, “Siapakah engkau, supaya kami dapat memberi jawaban kepada orang-orang yang telah mengutus kami? Kamu berkata apa tentang dirimu sendiri?” 23 Ia berkata, “Akulah suara yang berseru-seru di padang gurun: ‘Luruskanlah jalan YAHWEH,’ seperti Nabi Yesaya telah berkata.”
     24Dan orang-orang yang telah diutus itu berasal dari kaum Farisi. 25Dan mereka menanyai dia serta berkata kepadanya, “Lalu mengapa engkau membaptis, jika engkau bukan Kristus, bukan Elia, dan bukan Nabi itu?” 26Yohanes menjawab mereka dengan berkata, “Aku membaptis di dalam air, namun di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang kamu tidak mengenal-Nya. 27 Orang yang datang kemudian daripada aku, yang sudah ada sebelum aku; yang kepadaNya aku ini tidak layak untuk melepaskan tali kasutNya.
     28 Hal-hal itu terjadi di Bethabara di seberang Yordan, tempat Yohanes benar-benar membaptis.          

Anak Domba Elohim

     29 Pada keesokan harinya, Yohanes melihat YESUS datang kepadanya, lalu ia berkata, “Lihatlah, Anak Domba Elohim yang menghapus dosa dunia! 30 Inilah Dia, tentang Dia aku telah berkata, ‘Sesudah aku, datang Seorang yang telah ada sebelum aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.’ 31Dan dahulu aku juga tidak mengenal Dia. Namun supaya Dia dinyatakan kepada Israel; oleh karena itu aku datang membaptis dalam air.”
     32 Dan Yohanes bersaksi dengan berkata, “Aku telah melihat Roh turun dari surga seperti seekor burung merpati dan Dia tinggal di atas-Nya. 33Dan aku tidak mengenal Dia, tetapi Dia yang mengutus aku membaptis dalam air, Dia telah berfirman kepadaku, ‘Ke atas Dia yang kamu melihat Roh turun dan tinggal di atas-Nya, Dia inilah yang membaptis dalam Roh Kudus.’ 34 Dan aku telah melihat dan telah bersaksi bahwa Dia adalah Putra Elohim.”

Pelayanan YESUS dan
Para Pengikut yang Pertama

     35 Pada keesokan harinya, Yohanes dan dua orang dari murid-muridnya berdiri lagi. 36Dan ketika melihat YESUS sedang berjalan, ia berkata, “Lihatlah, Anak Domba Elohim!” 37 Dan kedua murid itu mendengar ia berkata, lalu mereka mengikuti YESUS.
     38 Ketika berpaling dan melihat mereka mengikuti, YESUS berkata kepada mereka, “Kalian mencari apa?” Dan mereka berkata kepada-Nya, “Rabbi -yang berarti Guru- di manakah Engkau tinggal?” 39 Dia berkata kepada mereka, “Datang dan lihatlah!” Mereka datang dan melihat tempat Dia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama Dia. Waktu itu kira-kira jam kesepuluh.
     40 Seorang di antara kedua orang yang mendengar dari Yohanes lalu mengikut Dia adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 41Ia ini mula-mula menemui saudaranya sendiri, Simon, dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias” - yang diterjemahkan menjadi Kristus - 42 Dan dia membawanya kepada YESUS. Dan sambil memandang kepadanya, YESUS berkata, “Engkau adalah Simon, anak Yunus; engkau akan dipanggil Kefas” - yang  diterjemahkan Petrus -.

YESUS Memanggil
Filipus dan Natanael

     43 Pada keesokan harinya, YESUS ingin pergi ke Galilea. Dan Dia menemukan Filipus serta berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” 44 Dan Filipus berasal dari Betsaida, kota tempat asal Andreas dan Petrus. 45 Filipus menemui Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan YESUS anak Yusuf, dari Nazaret, yang Musa telah menuliskannya di dalam Torah, juga Para Nabi.” 46 Dan Natanael berkata kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Filipus berkata kepadanya, “Datang dan lihatlah!”
     47YESUS melihat Natanael datang kepada-Nya dan berkata mengenai dia, “Lihatlah, seorang Israel sejati, di dalam dirinya tidak ada tipu daya!” 48 Natanael berkata kepada-Nya, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” YESUS menjawab dan berkata kepadanya, “Sebelum Filipus memanggilmu, Aku telah melihat engkau berada di bawah pohon ara.” 49 Natanael menjawab dan berkata kepada-Nya, “Rabbi, Engkau adalah Putra Elohim; Engkau adalah Raja Israel!” 50YESUS menjawab dan berkata kepadanya, “Karena Aku berkata kepadamu, ‘Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara,’ maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada ini.” 51Dan Dia berkata kepadanya, “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, engkau akan melihat surga terbuka dan malaikat-malaikat Elohim naik dan turun di atas Anak Manusia.”

Mujizat yang Pertama:
Air Menjadi Minuman Anggur

2     Dan pada hari ketiga sebuah pesta perkawinan berlangsung di Kana, Galilea, dan ibu YESUS hadir di sana. 2 Dan YESUS serta murid-murid-Nya juga diundang ke perkawinan itu.
     3 Dan ketika kekurangan anggur, ibu YESUS berkata kepada-Nya, “Mereka tidak mempunyai anggur.” 4YESUS berkata kepadanya, “Apa urusan-Ku denganmu, perempuan? Saat-Ku belum tiba.” 5Ibu-Nya berkata kepada para pelayan, “Apa pun yang Dia mengatakannya kepadamu, lakukanlah!”
     6 Dan di sana terdapat enam tempayan air dari batu, sesuai dengan adat penahiran orang Yahudi, masing-masing dapat menampung dua atau tiga buyung. 7 YESUS berkata kepada mereka, “Penuhilah tempayan-tempayan itu dengan air!” Dan mereka memenuhinya sampai atas. 8 Lalu Dia berkata kepada mereka, “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Mereka pun membawanya.
     9Namun ketika pemimpin pesta mencicipi air yang telah menjadi anggur dan dia tidak tahu dari mana itu -tetapi pelayan-pelayan yang telah mencedok air itu mengetahuinya- maka pemimpin pesta itu memanggil mempelai laki-laki, 10 dan ia berkata kepadanya, “Setiap orang terlebih dahulu menyuguhkan anggur yang baik, dan setelah mereka puas minum, barulah yang kurang baik. Engkau telah menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”
     11YESUS melakukan permulaan mujizat-mujizat ini di Kana, Galilea. Dan hal itu menyatakan kemuliaan-Nya; dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. 12 Sesudah itu Dia turun ke Kapernaum; Dia bersama ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya serta murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di sana hanya beberapa hari.

Paskah Pertama;
 YESUS Membersihkan Bait Suci

     13 Dan Paskah orang Yahudi sudah dekat. YESUS pun naik ke Yerusalem. 14 Dan di Bait Suci Dia mendapati orang-orang sedang berjualan lembu, dan domba, dan merpati; juga penukar-penukar uang yang sedang duduk. 15Dan setelah membuat sebuah cambuk dari tali, Dia menghalau semua keluar dari Bait Suci, baik domba-domba dan lembu-lembu, maupun para penukar uang; Dia menumpahkan uang dan menjungkir-balikkan meja-meja.
     16 Dan kepada orang-orang yang sedang berjualan burung merpati, Dia berkata, “Ambil barang-barang ini dari sini! Jangan menjadikan rumah Bapa-Ku sebagai rumah dagang!” 17 Lalu murid-murid-Nya teringat bahwa telah tertulis: “Kecintaan yang mendalam terhadap rumah-Mu akan menelan Aku.”
     18Kemudian orang-orang Yahudi menjawab dan berkata kepada-Nya, “Tanda apa yang Engkau sedang tunjukkan kepada kami, sehingga Engkau melakukan hal-hal ini?” 19YESUS menjawab dan berkata kepada mereka, “Hancurkan bait suci ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya.” 20Kemudian orang-orang Yahudi itu berkata, “Empat puluh enam tahun lamanya Bait Suci ini dibangun, dan Engkau akan mendirikannya dalam tiga hari?” 21 Namun Dia berkata tentang bait suci, yaitu tubuh-Nya sendiri. 22 Kemudian ketika Dia telah dibangkitkan dari kematian, murid-murid-Nya teringat bahwa Dia sudah mengatakan hal itu kepada mereka; mereka pun mempercayai Kitab Suci, serta Firman yang YESUS telah mengatakannya.
     23 Dan ketika Dia berada di Yerusalem, pada waktu Paskah, pada saat perayaan, banyak orang percaya kepada nama-Nya, karena menyaksikan tanda-tanda-Nya yang Dia telah melakukannya. 24 Namun YESUS sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Dia mengetahui semuanya, 25 dan karena Dia tidak punya kebutuhan bahwa seseorang harus bersaksi tentang manusia, sebab Dia mengetahui apa yang ada di dalam manusia.

Percakapan tentang Lahir Baru

3 Ada seorang dari antara orang Farisi namanya Nikodemus, seorang pemimpin Yahudi. 2 Ia ini datang kepada YESUS pada waktu malam, dan berkata kepada-Nya, “Rabbi, kami tahu bahwa Engkau telah datang dari Elohim sebagai Guru, sebab tidak ada seorang pun mampu melakukan tanda-tanda ini yang Engkau telah melakukannya, kecuali Elohim menyertai-Nya.”
     3YESUS menjawab dan berkata kepadanya, “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari atas, ia tidak dapat melihat kerajaan Elohim.” 4 Nikodemus berkata kepada-Nya, “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kembali ketika telah menjadi tua? Bukankah ia tidak dapat masuk kedua kalinya ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan?”
     5YESUS menjawab, “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Elohim. 6 Apa yang telah dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang telah dilahirkan dari Roh adalah roh. 7 Janganlah heran karena Aku berkata kepadamu: ‘Engkau harus dilahirkan dari atas.’
     8Angin berhembus ke tempat ia menghendaki, dan engkau mendengar suaranya. Namun engkau tidak tahu dari mana ia datang, dan ke mana ia pergi; demikian pula setiap orang yang telah dilahirkan dari Roh.” 9 Nikodemus menjawab dan berkata kepada-Nya, “Bagaimana hal itu dapat terjadi?” 10 YESUS menjawab dan berkata kepadanya, “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengetahui hal-hal itu? 11Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, Kami mengatakan apa yang Kami telah ketahui; dan apa yang Kami telah lihat, Kami saksikan. Dan kamu tidak menerima kesaksian Kami. 12 Jika Aku mengatakan kepadamu hal-hal duniawi dan engkau tidak percaya, bagaimana engkau akan percaya jika Aku mengatakan kepadamu hal-hal surgawi? 13Dan tidak seorang pun telah naik ke surga, kecuali Dia yang telah turun dari surga, yakni Anak Manusia.
     14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian pula Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, tetapi mempunyai hidup kekal.
     16 Sebab seperti itulah Elohim mengasihi dunia, sehingga Dia telah mengaruniakan Putra-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mempunyai hidup kekal. 17 Sebab Elohim mengutus Putra-Nya ke dunia bukan untuk menghakimi dunia, tetapi supaya dunia diselamatkan melalui Dia. 18 Orang yang percaya kepada-Nya tidak dihukum; namun orang yang tidak percaya, sudah dihukum, karena dia tidak percaya kepada nama Putra Tunggal Elohim.
     19 Dan inilah penghakiman itu, bahwa Terang itu telah datang ke dalam dunia, dan manusia telah mencintai kegelapan lebih daripada Terang itu, karena perbuatan-perbuatan mereka jahat. 20Sebab setiap orang yang berbuat jahat membenci Terang, dan tidak datang kepada Terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya tidak tersingkap.
     21 Tetapi orang yang berbuat kebenaran datang kepada Terang itu, sehingga perbuatan-perbuatannya dinyatakan, bahwa semuanya telah dilakukan di dalam Elohim.”

Kesaksian Terakhir Yohanes

     22Sesudah itu, YESUS dan murid-murid-Nya tiba di tanah Yudea; dan di sana Dia terus bersama mereka dan membaptis. 23 Dan Yohanes juga memang membaptis di Ainon, dekat Salim, karena di sana banyak air. Dan mereka datang serta dibaptis. 24Sebab Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.
     25 Kemudian timbullah perdebatan dari murid-murid Yohanes dengan orang-orang Yahudi mengenai penyucian. 26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya, “Rabbi, Dia yang bersama engkau di seberang Yordan, untuk-Nya engkau telah bersaksi, lihatlah, Dia membaptis dan semua orang datang kepada-Nya” 27 Yohanes menjawab dan berkata, “Seseorang tidak dapat menerima apa pun kecuali hal itu telah diberikan kepadanya dari surga. 28 Kamu sendiri bersaksi bagiku bahwa aku berkata, ‘Aku bukanlah Kristus, melainkan bahwa akulah yang telah diutus sebelum Dia.’
     29Ia yang memiliki mempelai perempuan adalah mempelai laki-laki. Namun sahabat mempelai laki-laki itu, yang berdiri dan mendengarkan dia, bergembira dengan sukacita karena suara mempelai laki-laki itu. Demikianlah sukacitaku telah dipenuhkan. 30 Dia harus semakin bertambah, tetapi aku semakin berkurang.
     31 Dia yang telah datang dari atas berada di atas segalanya; ia yang dari bumi adalah dari bumi, dan berbicara dari bumi. Dia yang datang dari surga berada di atas segalanya. 32 Dan apa yang Dia telah melihat dan mendengar, itulah yang Dia menyaksikannya, dan tidak seorang pun menerima kesaksian-Nya. 33 Orang yang menerima kesaksian-Nya telah mengesahkan bahwa Elohim adalah benar. 34 Sebab Dia yang Elohim telah utus, mengucapkan firman Elohim, karena tanpa batas Elohim mengaruniakan Roh itu.
     35Bapa mengasihi Putra dan telah mengaruniakan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya. 36 Siapa yang percaya kepada Putra, mempunyai hidup kekal; namun siapa yang tidak menaati Putra, tidak akan melihat hidup, melainkan murka Elohim tinggal di atasnya.”


Adam dan Hawa

Posted by CapungLaut 22.08, under | No comments

Sepulang dari gereja Steven dan Andika berbincang-bincang tentang "Adam dan Hawa"

Andika : Stev, lu tau apa yg dilakukan Hawa setelah bangun pagi ?
Steven : Yg pasti dia ke taman untuk memetik buah yg menjadi sarapan Adam.
Andia : Salah!!! yg Pasti Hawa langsung menghitung Jumlah rusuk Adam. Dia takut kalau-kalau Tuhan menciptakan Wanita lain

A Lesson In Church

Posted by CapungLaut 22.06, under | No comments


Sepasang suami istri sedang berada dalam sebuah gereja bersama jemaat lainnya. Si suami sedang tidur dan si isteri sedang merajut pakaiannya (??). Kemudian pendeta bertanya kepada para jamaah,"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?". Si istri lalu menusuk suaminya dengan jarum dan seketika suaminya terbangun dan berteriak "Ya TUHAN!!". Si pendeta melihat kearahnya dan berkata "Ya,anda benar". Lalu si suami tertidur lagi (??) dan tak lama pendeta bertanya lagi "Siapakah anak Tuhan?". Sekali lagi si istri menusuk suaminya dan si suami terbangun sambil menjerit "Yesus Kristus!!". Pendeta berkata sekali lagi "Yup,benar". Lalu si suami lagi-lagi tertidur (??) dan kemudian pendeta bertanya lagi "Apa yang dikatakan Hawa kepada Adam ketika dia tidak mau untuk mempunyai anak lagi?" Sekali lagi si istri menusuk suaminya dengan jarum jahit dan karena saking kesalnya suaminya lalu memaki: "Sekali lagi kamu menusukku dengan benda itu,aku akan menyobeknya!!". Pendeta itu tersenyum sambil berkata "Itu benar"..
(Kiriman : Ismunandar)

Aku Sudah Belajar

Posted by CapungLaut 22.05, under | No comments


AKU SUDAH BELAJAR
Aku sudah belajar bahwa ...
Tidak selamanya hidup ini indah
Kadang Tuhan mengizinkan aku melalui lembah derita
Tetapi aku tahu bahwa Ia tidak pernah meninggalkanku
Sebab itu aku akan selalu bergembira

Aku sudah belajar bahwa ...
Tidak semua yang kuharapkan akan menjadi kenyataan
Kadang Tuhan membelokkan rencanaku
Tetapi aku tahu bahwa itu lebih baik dari apa yang kurencanakan
Sebab itu aku akan selalu bergembira

Aku sudah belajar bahwa ...
Pencobaan itu pasti datang didalam hidupku
Dan aku tidak mungkin berkata "tidak Tuhan !"
Karena aku tahu bahwa itu tidak melampaui kekuatanku
Sebab itu aku akan selalu bergembira

Christian Marriage Commitment

Posted by CapungLaut 22.00, under |


God is happy when two Christians join their lives and commit themselves, and their marriage, to Him. Christianity, Christian life, and marriage all go together as priorities for two spiritual people who follow the Lord. Here are some suggestions to help you prioritize your Christianity and Christian life in marriage.

Bunga cantik dalam pot

Posted by CapungLaut 21.57, under | No comments


Written by Jack
Wednesday, 13 April 2005

Rumah kami langsung berseberangan dengan pintu masuk RS John Hopkins di Baltimore. Kami tinggal dilantai dasar dan menyewakan kamar-kamar lantai atas pada para pasien yang ke klinik itu.