Perbuatan Baik - Orang Muda Yang Kaya

Posted by Unknown 00.07, under | No comments


Setelah Yesus selesai mengajar, Ia sekarang ada di daerah Yudea, seberang sungai Yordan. Disana  Yesus menyembuhkan orang-orang yang sejak dari Galilea mendengarkan pengajaran-Nya. Ditengah-tengah pelayanan-Nya datanglah sekelompok orang Farisi menemui Yesus dan mengajukan pertanyaan alkitabiah yang sulit dengan tujuan untuk menjatuhkan Yesus. Namun ironisnya pertanyaan alkitabiah orang-orang Farisi ternyata bukan Firman Allah, tapi merupakan tradisi orang-orang Yahudi yang muncul dari ketegaran hati / keinginan daging. Pada kesempatan itu Yesus menyatakan bagaimana  sesungguhnya Firman Allah yang berkaitan dengan perceraian, yang tidak berasal dari keinginan daging tetapi keinginan Roh. Jadi menurut Yesus, dalam hukum Taurat Yahudi banyak perintah-perintah yang tidak berasal dari Allah. 

Pada ayat ke 16 sampai 21 datanglah seorang muda yang kaya dan mengajukan pertanyaan lain. Topik yang diangkat oleh orang muda yang kaya adalah “perbuatan baik apakah yang membawa kepada hidup yang kekal” atau dalam bahasa kita hari ini kira-kira seperti ini : “apakah perbuatan baik dapat membawa seseorang masuk Sorga?

Menjawab pertanyaan yang sungguh penting ini Yesus menjawabnya dengan memberi pemahaman yang mendasar tentang definisi yang Baik itu yaitu  pondasi kebaikan adalah Allah sendiri, artinya, segala sesuatu yang bisa disebut perbuatan baik harus berasal dari kehendak Allah. Jadi dengan kata lain  perintah Allah = perbuatan baik.

Persoalan kemudian muncul karena tidak semua apa yang disebut orang perbuatan baik adalah perintah Allah. Misalnya dalam Kitab Taurat Musa banyak ditemukan perintah-perintah untuk berbuat baik yang sebenarnya bukan kehendak Allah tetapi merupakan kehendak manusia yang dibuat seolah-olah adalah kehendak Allah. Contohnya mengenai perceraian pada ayat 3 di atas. Dan menurut Yesus, setiap perbuatan baik yang bukan berasal dari Allah pada hakekatnya bukan perbuatan baik. Sehingga orang muda yang kaya itu merasa perlu memperjelas lagi yang manakah yang dimaksud Yesus dengan perbuatan baik dari perintah Allah.



Kehendak Allah jelas memiliki 2 aspek ini yaitu: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Hukum ini tidak semudah pengucapannya. Sebagai contoh, Mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ternyata tidak dapat dilaksanakan oleh orang muda kaya yang walaupun sejak masa mudanya melakukan banyak perbuatan baik. Ia lebih mengasihi dirinya daripada orang miskin. Akibat dari itu segala perbuatan baik nya adalah perbuatan baik yang cacat alias tidak sempurna di mata Allah. Padahal kita tahu Allah menghendaki yang sempurna, bukan yang cacat. Karena ada tertulis “Hendaklah kamu sempurna seperti Bapa sempurna.”

Yesus hendak mengajar orang muda itu menjadi sempurna dengan jalanan: pertama, membersihkan hatinya dari cengkeraman harta duniawi, sehingga ketika hatinya sudah bebas dari harta, ia lebih siap untuk mengashi Allah dengan segenap hatinya. Kedua, harta yang berlimpah yang dibagikan kepada orang-orang miskin akan membuat ia belajar untuk mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri.  Dengan demikian dua aspek Hukum Kasih sudah ia lakukan. Namun, siapapun yang sedang dalam proses belajar itu tentu saja ia tidak akan sempurna. Oleh karena itu diperlukan syarat ketiga untuk menjadi sempurna. Ketiga, setelah ia tidak memiliki harta berlimpah, ia diajar untuk mempercayakan keselamatan hidupnya kepada Yesus dan bukan menggantungkan keselamatannya kepada harta atau perbuatan baik. Efesus 2:8-9  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu/perbuatanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Pertanyaan penting kemudian muncul pada ayat selanjutnya melalui pikiran murid-murid Yesus; “Mengapa kami harus mempercayakan keselamatan hidup kami kepada Mu Yesus, apa yang akan kami peroleh sekarang dan nanti?”

Inilah jaminan Yesus kepada siapapun yang percaya kepada-Nya. Ia tidak hanya memperoleh hidup kekal saja! Karena siapapun yang mempercayakan keselamatan hidupnya kepada Yesus, pada masa sekarang memperoleh kembali 100x lipat apa saja yang ia korbankan untuk imannya.
Dan pada masa yang akan datang ia akan memproleh hidup kekal dan kemulian bersama Yesus. Tidak ada tokoh agama yang berani memberi jaminan seperti ini. Jaminan hidup kekal saja mereka tidak berani, apalagi hidup penuh kemuliaan di Sorga nanti. Ingat Yesus sekarang sudah ada di Sorga, ada beberapa kitab suci yang bersaksi demikian. Kita tidak perlu ragu dengan janji ini karena Yesus sendiri menjaminnya dengan cara mati diatas kayu salib untuk menyempurnakan kita yang percaya kepada-Nya dengan darah-Nya kemudian Ia juga menjamin janji hidup kekal dengan cara bangkit dari maut untuk menyatakan bahwa Ia berkuasa atas alam maut, dengan demikian Ia pasti sanggup memberi hidup kekal kepada siapapun yang percaya kepada-Nya. Amin

Karna Salib MU

Posted by Unknown 15.38, under | No comments



Hanya Kau Tuhan di hidupku
Kau berikan hidup yang baru
darahMu menyucikan pulihkan hatiku
kunyatakan Kau lah segalanya

Engkaulah sumber pengharapan
kuasaMu sanggup menyembuhkan
jiwakupun berserah hanya kepada Mu
Yesus Kaulah segalanya

Kar'na salibMu ku hidup
Kar'na SalibMu ku menang
Engkau yang berkuasa
sanggup 'tuk melakukan mujizatMu
di hidupku


Bersama Mu Bapa

Posted by CapungLaut 14.16, under | No comments



Engkau ada Bersama ku
Di stiap musim hidupku
tak pernah Kau biarkan ku sendiri

Kekuatan di jiwaku
Adalah bersamaMu
tak pernah kuragukan kasihMu

BersamaMu Bapa
ku lewati semua
perkenananMu yang
teguhkan hatiku

Engkau yang bertindak
membri petolongan
anugrahMu besar
melimpah bagiku


God Made Women Beautiful

Posted by CapungLaut 21.23, under | 1 comment

-= Message For Husband : Praying For Her Beauty =-
 

 
God made women beautiful, oleh karenaNya setiap wanita itu pasti cantik. Kalau saudara menilai seorang wanita tidak cantik, maka itu semata-mata karena pengetahuan tentang kriteria kecantikan yang saudara miliki untuk menilai seseorang, berbeda dengan kecantikan yang dipancarkan oleh wanita yang saudara "hakimi" tersebut. Siapa yang bisa mengatakan dengan alasan yang konkrit dan masuk akal bahwa jempol lebih "cantik" dari kelingking, atau tangan lebih "cantik" dari kaki? Sulit bukan? Karena pada dasarnya semuanya cantik, unik, dan memiliki keanggunan serta kegunaannya masing-masing yang hampir bisa dikatakan tak tergantikan.

God made women beautiful, oleh karena itu setiap wanita ingin merasa dirinya cantik, dikatakan cantik, dipuji cantik, dan ingin menjadi lebih cantik lagi (dengan melakukan berbagai cara... dari yang "normal" dan tidak berbahaya semisal make up, salon, spa, pergi ke ahli gizi untuk menghitung kalori, sampai yang "beresiko" dengan diet sampai "pingsan", atau mengkonsumsi obat, suntik, bedah, dsb). Mengapa wanita rela / mau melakukan itu, meskipun mahal atau beresiko sekalipun? Kaena mereka "dibombardir" dari segala penjuru dengan kriteria-kriteria yang dibuat oleh "para pakar" di dunia, bahwa wanita cantik itu memiliki bentuk dan ukuran tertentu, jenis rambut tertentu, warna kulit tertentu, bentuk mata dan bibir tertentu, dsb, yang menyebabkan para wanita secantik apapun merasa dirinya selalu kurang cantik.

God made women beautiful, oleh karenanya saya belum pernah bertemu degan seorang wanita, berapapun usianya, yang tidak senang dipuji bahwa dirinya cantik, apalagi kalau wanita tersebut dipuji cantik oleh suami yang dicintainya. Kalau sampai suatu kali saudara bertemu dengan seorang wanita yang tidak begitu suka dipuji bahwa dirinya cantik, mungkin karena sudah terlalu lama tidak ada orang yang mengatakan hal tersebut kepadanya, atau dia pernah sakit hati karena ada orang yang pernah mengatakan dia cantik yang kemudian mengelabuinya.

God made women beautiful, oleh karenanya your wife is beautiful. Dia mungkin tidak sempurna tapi istrimu pasti memiliki kecantikan tertentu yang membuat saudara menikahinya. Berapapun usia istrimu, berapapun usia pernikahanmu, kalau saudara mencintainya pasti saudara dapat mencari "kecantikan" yang dia miliki, dan kalau saudara menemukannya, katakanlah kepadanya. Makin sering saudara mengatakannya, makin cantik istrimu jadinya. Contohlah Adam, ketika dia terbangun dari tidurnya dan melihat Hawa ada di sisinya yang sedang tidur, belum mandi, belum sikat gigi, belum berdandan, betul? Tapi Adam berkata, "Wow kamu keren abis bow..." (dari Alkitab terjemahan bahasa Jakarta sehari-hari??? hehehe...).

God made women beautiful, oleh karenanya suami bertanggung jawab untuk selalu mencintai istrinya, karena istri yang merasa dicintai oleh suaminya merasa dirinya cantik dan menjadikannya cantik. Perhatikan wanita yang tidak dicintai oleh suaminya, biasanya mereka terlihat "layu dan kering". Seorang ibu bisa menumpahkan kasih sayang yang sangat besar kepada anaknya, demikian pula sebaliknya... dan membut penuh rongga dada sang ibu karena kasih sayang yang mengalir. Tapi kasih sayang suami, memenuhi seluruh sel di tubuhnya dan membuatnya cantik. Saya sering meniru apa yang dilakukan Adam... dan istri saya berkata, "Richard, mungkin mata kamu rusak, tapi please, jangan disembuhkan yah..." dan ternyata dia senang saya suka mengatakan hal-hal yang seperti itu, dan itu membuat dia jadi merasa dirinya cantik dan percaya diri.

Ling, my wife, was devalued and made to feel unattractive by ... (secret, but they're forgiven anyway) when she was young. Mungkin istri saudara pun pernah mengalaminya, dimana lingkungan sekitar tidak pernah mengatakan dia cantik ataupun memuji dan mengatakan hal yang baik, tapi lebih sering merendahkannya. Meskipun sekarang sudah banyak orang yang mengatakan sebaliknya, tetapi hanya ada dua pribadi yang bisa membuat dia percaya bahwa dirinya cantik, yaitu Tuhan dan anda suaminya!

Your prayers can set her free from lies of the past and enable her to hear God speaks the truth to her heart. Doa saudara juga bisa membuat istrimu balance dan menemukan healthy self-image.

Berikut ini contoh doa Stormie Omartian yang sering saya pakai:

Dear Lord, I pray that You would give (wife's name) the "incorruptible beauty of a gentle and quiet spirit, which is very precious" in Your sight (1Petrus 3:4). Help her to appreciate the beauty You have put in her. Help me to remember to encourage her and speak words that will make her feel beautiful.
Where anyone in her past has convinced her that she is unattractive and less than who You made her to be, I pray that You would replace those lies with Your truth. Keep any hurtful words that have been spoken to her from playing over and over in her mind. I pray that she will not base her worth on appearance, but on Your Word. Help her to see herself from Your perspective. Convince her of how valuable she is to You, so that I will be better able to convince her of how valuable she is to me.
Show my wife how to take good care of herself. Give her wisdom about the way she dresses and adorns herself so that it always enhances her beauty to the fullest and glorifies You. But remind her that time spent in Your presence is the best beauty treatment of all. Make my wife beautiful in every way, and may everyone else see the beauty of Your image reflected in her. Amen...


Jadi kalau saudara ingin istri saudara cantik dengan cara yang aman dan tidak mahal, cintai dia, temukan dan beritahu padanya bahwa dia cantik, dan berdoalah untuknya... serta jangan lupa kasih uang belanja. Hadiah terbaik yang bisa diberikan oleh seorang suami kepada istrinya , hadiah terbaik yang bisa diberikan seorang ayah kepada anak-anaknya adalah dengan mencintai ibu mereka yang cantik itu.
__________________
Source: http://forum.wgaul.com/

Kutuk: Masihkah Ada Dalam Diri Orang Kristen?

Posted by CapungLaut 08.39, under |

 Ular, Adam, dan Hawa dimarahi TUHAN

Akhir tahun 2008 saya pernah ikut retreat encounter di daerah Kaliurang Jogjakarta. Di sana kami diberi tahu bahwa setiap orang pasti memiliki 'kutuk', baik berasal dari dirinya sendiri maupun berasal dari nenek moyang kami. Kemudian kami didoakan supaya 'kutuk' yang ada pada kami dipatahkan. Ketika kami tengah didoakan, tiba-tiba ada beberapa diantara kami yang jatuh menggelepar, muntah-muntah dan ada yang berbahasa roh. Suasana jadi agak sedikit mistis dan hiruk-pikuk.

Sepulang dari retreat tersebut justru timbul berbagai pertanyaan dalam diri saya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membebani saya hingga akhirnya saya mencari jawaban di Alkitab. Hal kedua yang mendorong saya untuk menggali persoalan kutuk adalah kehidupan pribadi saya yang penuh dosa. Apakah Tuhan mengampuni saya? Sejauh apa pengampunanNya? Apakah pengampunanNya hanya menjamin kehidupan kekal saja, sedangkan kehidupan sekarang tetap berada dalam kutuk dosa?

Karena ayat yang terambil untuk menjelaskan kutuk adalah dari kitab Ulangan beberapa pasal antara lain pasal 5, 11, dan 30 dan Kejadian pasal 3 dan 4 oleh sebab itu saya belajar melihat poin-poin penting dalam Kitab-kitab tersebut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seputar kutuk.

Sebelum kita belajar mengenai kutuk ada baiknya kalau kita belajar mengenai aturan Dasar Hukum Taurat bagi orang Kristen/ orang percaya Yesus.

Dasar ayat :



Mat 5:17  "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Mat 5:18  Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Mat 5:19  Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.


Jadisemua aturan Hukum Taurat  harus dilakukan dan diajarkan (misal kepada anak, saudara, tetangga, jemaat dll) selama belum digenapi Yesus. Kalau aturan Hukum Taurat sudah digenapi tidak perlu lagi dilakukan apalagi diajarkan supaya orang lain melakukan.
 
Contoh Hukum Taurat yang sudah digenapi Yesus:

1
. Sunat : Rom 4:11, Rom_2:29 Penjelasan singkat sbb: alat reproduksi laki2 adalah simbolisasi dari keinginan manusia. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Hati adalah sumber keinginan manusia. Maka Keinginan tidak boleh diumbar tapi harus 'disunat' walaupun sakit dan berdarah-darah. Mengasihi orang yang menjengkelkan, mengalah & mengampuni rasanya juga sakit dan berdarah-darah. Yesus menggenapi sunat Hukum Taurat dengan mengampuni dosa, dibaptis air dan Roh Kudus di sungai Yordan dan senantiasa dalam pimpinan Roh Kudus (Mat.3:14-4:1; Luk.4:1 & 14) Karena tanpa Roh Kudus orang percaya tidak mampu mengampuni & menyalibkan kedagingannya
2. Korban Sembelihan : Mar_12:33, Ibr_10:6 Ibr 10:8. Yoh 3:16 Allah menebus dunia dasarnya adalah kasih. Ibr 10:12 hanya satu korban saja / untuk selama-lamanya (Ef.5:2) 1 Pet 4:8  Semakin sempurna kasih itu semakin banyak dosa yang bisa ditutupi. Hanya Yesus yang memiliki kasih yang sempurna. Kasih Yesus yg sempurna itu tlh dengan sempurna menutupi dosa yang terjahat sekali pun. Yesus menggenapi korban sembelihan Hukum Taurat dengan jalan menjadi korban penebus dosa di atas kayu salib karena kasih.


Lalu bagaimana dengan kutuk? Sekarang kita akan mulai belajar bersama-sama mengenai kutuk.

3. Kutuk
Dasar Ayat yang digunakan Pengajaran Kutuk: Ulangan 28 dan Kej.3 - 4
Dampak kutuk pada aspek kehidupan:
  • Individu 
  • Sosial: keluarga dan masyarakat, kehancuran keluarga 
  •  Kesehatan: sakit penyakit 
  •  Kehancuran ekonomi 
  •  Kebinasaan kekal
       Siapa yang mengutuk?

Gen 3:14  Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.Gen 3:15  Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.Gen 3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Gen 3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: Gen 3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; Gen 3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Pada kitab Kej 3:14 , yang mengutuk adalah TUHAN. Kalau yang mengutuk TUHAN maka siapa yang dapat mematahkan kutuk dari TUHAN? Tidak ada! Kecuali TUHAN sendiri, bukan?
Ketika manusia jatuh dalam dosa Alkitab mencatat TUHAN mengeluarkan 2 kata 'terkutuklah' yang masing-masing ditujukan kepada ular dan tanah. Tidak tertulis bahwa kata-kata kutuk ditujukan kepada Hawa dan Adam. Namun baru pada Kej 4:11 kata 'terkutuklah' ditujukan langsung kepada Kain. Artinya baru pada Kejadian 4 ada manusia yang hidupnya di bawah kutuk TUHAN, yaitu Kain. Bagaimana dengan Adam dan Hawa, apakah mereka manusia terkutuk? Alkitab tidak mencatat demikian, bahkan TUHAN menubuatkan bahwa keturunan mereka akan menghukum ular, yaitu dari jalur Set. 
Bagaimana kalau yang mengutuk iblis / manusia. Lihat kitab Am 26:2 dan Maz 109:28? Selama kita tidak meninggalkan TUHAN kutuk tersebut ada tidak ada kuasanya. 

      Kembali ke Ul.28, Siapa yg dikutuk? Ul. 11:28 mencatat bahwa yang dikutuk adalah bangsa Israel, menurut Kej.3 yang dikutuk adalah ular dan tanah sedangkan menurut Kej. 4 yang dikutuk adalah Kain.
       Alasan Tuhan mengutuk orang Israel: Ul 11:28 karena tidak mendengarkan perintah TUHAN, menyimpang dari jalan yang diperintahkan TUHAN dan mengikuti allah lain.

Ul. 11:28  dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.

Sedangkan menurut Kitab Kejadian 3 ular dikutuk TUHAN karena memperdaya perempuan dan tanah dikutuk TUHAN karena Adam tetap makan buah yang dilarang TUHAN untuk dimakan dan memilih mendengarkan istrinya dari pada TUHAN.

      Apakah yang menjadi tujuan kutuk? Ul. 30:1 menjelaskan apa sebenarnya tujuan kutuk TUHAN terhadap manusia.

Ul. 30:1  "Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau, Deu 30:2  dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
Ul. 30:3  maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau.

Ternyata tujuan kutuk adalah supaya manusia / bangsa Israel beserta anak-anak mereka sadar dalam hati mereka, berbalik kepada TUHAN, mendengarkan suara-Nya sesuai dengan perintah-Nya dengan segenap hati dan dan segenap jiwa, maka TUHAN akan memulihkan keadaan sama seperti sebelum mereka meninggalkan TUHAN dan TUHAN akan menyayangi mereka.
Tetapi jika mereka tidak berbalik dan tetap mengeraskan hati dan hidup jauh dari TUHAN maka mereka akan tetap binasa

Ul. 28:20  TUHAN akan mendatangkan kutuk, huru-hara dan penghajaran ke antaramu dalam segala usaha yang kaukerjakan, sampai engkau punah dan binasa dengan segera karena jahat perbuatanmu, sebab engkau telah meninggalkan Aku.

      Bagaimana dengan zaman sekarang? Sesuai dengan prinsip Matius 5:17-19 tadi maka timbul pertanyaan: Apakah ayat tersebut di atas (Ulangan 28) sudah digenapi/ dilaksanakan / disempurnakan Kristus? Jawabanya kita temukan di :
Gal. 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis:"Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Jadi TUHAN menyediakan jalan pertobatan yang sudah lama diingini-Nya dari manusia melalui Kristus dan IA sendiri juga yang mematahkan kutuk dg jalan menjadi kutuk bagi kita. Bagaimana dengan kenyataan orang percaya jaman sekarang masih mengalami kesulitan, kesusahan, masalah, sakit penyakit, dll. Apakah itu bukan karena kutuk?
Dalam surat Roma 8:1, Yoh.9:2-3, Wah 3:19 menyediakan jawaban pertanyaan kita di atas.
Jadi sakit penyakit, masalah dll yang ada pada orang percaya bukan kutuk dosa, tetapi Bapa hendak menyatakan kasih-Nya, dengan menegur dan menghajar anak supaya si anak menjadi pribadi yang lebih baik di mata Bapa bukan supaya si anak binasa.

Anak Allah di atas Kayu Salib sedang Menanggung Kutuk Saya dan Saudara

Lalu bagaimana supaya kutuk patah? Sesuai kata Alkitab (UL. 30:3; Gal.3:13) yaitu dengan jalan bertobat dan berbalik kepada YESUS dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa.
Oleh sebab itu orang yang sudah percaya YESUS tidak perlu ditengking-tengking kutuknya supaya pergi dari orang itu karena Alkitab tidak bilang begitu kan? Lagi pula jika yang mengutuk manusia berdosa adalah TUHAN lalu siapa yang mampu mengalahkan kuasa-Nya dengan mematahkan kutuk-Nya begitu saja? Sanggupkah manusia mematahkan kutuk terhadap dirinya dan orang lain? Alasan kedua menurut saya kutuk tidak bisa ditengking walaupun oleh 100 pendeta sekaligus, sebab pematahan kutuk adalah bagian dari penebusan dan penebusan hanya sah, berkenan dan berkuasa dihadapan Bapa adalah penebusan yang dilakukan oleh Sang Anak Manusia yang tanpa cacat cela oleh dosa, yaitu YESUS. 



“Terus Mencari Kerajaan Sorga”

Posted by CapungLaut 22.47, under , |


Semenjak menikah, aktivitas hidup saya berubah cukup drastis. Dahulu masih memiliki waktu untuk bersaatteduh, tetapi sekarang sebelum tidur masih memikirkan pekerjaan, bahkan ketika bangun tidur yang pertama-tama dipikir adalah pekerjaan. Saya merasa ‘sangat sibuk’ untuk mencari nafkah sampai-sampai melupakan saat teduh bersama Tuhan. Jiwa saya mendadak kering karena jarang membaca Firman.

Kebutuhan akan Tuhan membuat saya meluangkan waktu untuk mencari Tuhan. Dan ayat yang saya pilih untuk bersaatteduh adalah Matius 6:24-34.
Firman Tuhan ini mengajarkan kepada saya untuk memilih prioritas hidup antara menyembah Allah atau menyembah Harta. Simpelnya adalah: Lebih penting mana, Allah atau Harta.

Dalam catatan Matius, Yesus berkata (dalam bahasa saya): “Manakah yg lebih penting; hidup atau makanan, tubuh atau pakaian,  maksudnya adalah manakah lebih penting,  memiliki makanan tapi kehilangan hidup atau memiliki pakaian tapi tubuh binasa? Tidak tahukah kamu bahwa hidup mu sangat berharga dihadapan Allah sehingga Ia pasti akan memelihara hidupmu dan tidak tahukah kamu bahwa tubuh mu sangat mulia dihadapan Allah sehingga Ia pasti akan mendandaninya melampaui kemuliaan raja Salamo.”
Kemudian Yesus melanjutkan (masih dalam bahasa saya): ”Orang yang tidak percaya kepada Allah memprioritaskan harta, mereka mencari kebutuhan dengan keras di sepanjang hidup mereka. Lalu, apakah manfaat kekuatiran bagi hidup mereka? Ia tidak mampu menambahkan satu jam pun pada umur mu. Tapi Allah mampu!”
“Oleh karena itu kamu, anak-anak Allah, harus memprioritaskan Kerajaan dan keadilan*-Nya, baru semua kebutuhan hidup akan ditambahkan oleh Allah.”

*Catt: pada ayat 33 LAI menggunakan kata Kebenaran tetapi sesungguhnya kata yang digunakan adalah Dikaiosune yg artinya keadilan/justice.

Lalu pertanyaan yang muncul dibenak saya adalah bagaimana mencari Kerajaan dan Keadilan Allah?


Menurut Matius untuk mencari Kerajaan Sorga adalah:

Yang pertama adalah pertobatan sungguh-sungguh. Tanpa pertobatan tidak akan sampai kepada langkah selanjutnya.  Pertobatan adalah langkah awal dalam mencari Kerjaan Allah(Mat 3:2) (Mat 4:17)  (Mat 18:3)
Kedua, Sikap selalu bergantung dan berlindung kepada Allah. Miskin dihadapan Allah atau Ptokhoi to pneumati memiliki makna bergantung dan berlindung kepada Allah.  (Mat 5:3)
Ketiga, Hidup dengan Hukum Kasih. Pada masa itu terdapat orang Farisi dan ahli Taurat yang hidup dengan hukum taurat, tetapi mereka tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah, hanya orang-orang yang hidup dengan Hukum Kasih yang akan memiliki Kerajaan Allah. Pada masa sekarang Taurat ada dalam hati setiap manusia. Kebaikan ala manusia yang dijadikan hukum ini tidak akan membuat orang masuk Kerajaan Allah. Orang tahu bahwa membunuh itu tidak baik dari mana? Dari hatinya, karena didalam hatinya sudah ada ada hukum Taurat. Oleh karena itu hati kita harus bersih dari hukum Taurat, artinya jangankan membunuh, membenci saudara saja adalah sebuah kejahatan. Dengan Hukum Kasih, kebencian adalah dosa, sama dengan pembunuhan. Dalam hukum Taurat kebencian tidak berdosa, tetapi pembunuhan-lah yang disebut dosa (Mat 5:20)
Keempat, Mempertahankan iman sebagai anak-anak Allah ditengah dunia ini. Sejak dahulu hingga jaman akhir, penyesatan, kesesakan, aniaya dan tekanan ekonomi membuat iman mati, hanya orang-orang yang mampu mempertahankan imannya sampai pada kesudahan yang akan masuk dalam Kerajaan Allah. (Mat 13:24 , 47) 
Kelima, Terus bertumbuh dalam Tuhan hingga melampaui kapasitas, bagi kerajaan Allah. Aneh kalau ada orang yang mengaku memperioritaskan Tuhan dalam hidupnya tetapi tidak ada pertumbuhan rohani dalam hidupnya. (Mat 13:31)
Keenam, Menjadikan Tuhan sebagai harta yang  paling berharga. Sekali lagi ini berbicara masalah prioritas. (Mat 13:44)
Ketujuh, Mengampuni karena telah diampuni. Saya menyebutnya adalah Keselamatan Tingkat Lanjut karena pemahaman setelah percaya kepada Kristus (jadi orang Kristen) secara otomatis akan selamat adalah Keselamatan Tingkat Awal. Keselamatan Tingkat Lanjut adalah kesadaran bahwa kalau ia tidak mau mengampuni maka keselamatannya akan hilang. (Mat 18:23)
Kedelapan, Melayani selagi ada kesempatan. Ingat, urutannya yang pertama adalah bertobat dahulu. Jangan sampai melayani tetapi hidupnya belum bertobat.Kita juga tidak tahu sekarang jam berapa dalam hidup kita. Seandainya saya hanya dikaruniai umur pendek maka sekarang bagi saya adalah ‘jam lima sore’, sebentar lagi gelap. (Mat 20:1)
Kesembilan, Memikul salib. Kristus telah menderita karena kita, ada saatnya setiap orang percaya akan menderita karena Kristus, meskipun masing-masing orang Kristen tidak sama bobot penderitaannya, tergantung anugerah iman masing-masing  (Mat. 5:10)
Kesepuluh, Berjaga-jaga sampai Tuhan datang.  Firman Tuhan adalah minyak bagi batin kita supaya tetap bersinar memberi penerangan kepada setiap jalan hidup yang kita ambil. Oleh karena itu berjaga-jagalah dengan cara membaca, merenungkan dan mempraktekan Firman Tuhan, supaya ketika Tuhan datang Ia tidak mendapati hati kita gelap karena tidak ada Firman di dalamnya  (Mat 25:1)

Amin




Kristologi Seorang Nelayan

Posted by CapungLaut 16.44, under |

Sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, konsep Anak Manusia keturunan perempuan yang akan menaklukan ular sudah diberitakan. Maka mulailah timbul pertanyaan besar dalam benak manusia siapakah Anak Manusia yang akan meremukan kepala ular. Pada masa Adam dan Hawa, mereka mengira Sang Keturunan Perempuan adalah anak-anak mereka, yaitu kalau tidak Kain. atau Habil atau Set. Hal ini terlihat dari setiap seruan iman Hawa ketika mereka melahirkan anak-anak itu, namun pada kenyataannya Alkitab bersaksi bahwa Anak Yang Dijanjikan bukan salah satu dari mereka.
Setelah kedatangan Yesus, barulah manusia mengerti siapa yang dimaksud Kitab Kejadian dengan Anak Manusia. Namun agaknya tingkat pemahaman mengenai siapa, apa dan bagaimana Anak Manusia ini berbeda-beda, sehingga timbulah pertanyaan 'abadi' diantara kita dari jaman Adam sampai jaman sekarang: "Siapa, apa dan bagaimana Anak Manusia atau Yesus itu".
Bahkan pada abad-abad setelah Yesus pertanyaan itu juga terus bergaung. Orang-orang berhikmat menyodorkan berbagai jawaban mengenai siapa sebenarnya Anak Manusia yang telah datang itu (Yesus). Dan oleh karena mereka  adalah orang-orang berhikmat, maka -seperti biasa- mereka mengklaim pendapat mereka tentang siapa Yesus adalah yang paling benar, yang lain kurang benar atau tidak benar atau bahkan sesat sama sekali.



Nabi Muhammad menulis dalam Alquran bahwa Isa adalah nabi hebat yang 100% manusia dan 0% Tuhan. Nafas utama teologi Islam adalah monotheisme, mereka tidak menerima Tuhan yang dipersekutukan atau diduakan apalagi Tuhan yang diperanakan. Selebih dari pendapat tersebut dianggap sesat / kafir.

Al Quran

 
Sedangkan Charles Taze Russel berpendapat bahwa Yesus adalah seorang malaikat utama ciptaan Tuhan yang turun menjadi manusia dan menjadi perantara antara manusia dan Tuhan, pendapat ini berdasarkan Alkitab mereka yaitu Alkitab Terjemahan Dunia Baru. Pendapat ini lebih mirip dengan Alquran dalam rangka mempertahankan doktrin monotheisme secara gampang. Seperti halnya orang bijak lainnya, ia berpendapat setiap faham yang berbeda dengan doktrin ini mereka anggap salah dan sesat.



Charles Taze Russell

Sementara orang bijak lain, yaitu Tertullian berpendapat bahwa Yesus itu adalah 100% manusia. Tapi pada saat yang bersamaan - tidak tercampur dan tidak terbagi - Yesus adalah 100% Tuhan. Pendapat ini agak sulit diterima oleh akal manusia, oleh karena itu 2 doktrin di atas yang secara prinsip base on human mind secara tegas menolak faham ini. Namun justru pendapat ini di-amin-i oleh sebagian besar kalangan Kristen.

  Tertullian

Nah, kita yang awam ini jadi bingung juga dibuatnya kan? Lalu pendapat mana yang benar? Yang masuk akal - Russell dan Alquran-  atau yang cukup sulit - Tertullian- ?
Tapi tunggu dulu, ada pertanyaan yang cukup penting juga berkaitan dengan pemahaman tentang Yesus ini, adalah; apakah pemahaman tentang Yesus (atau dalam bahasa para pendeta disebut Kristologi) berimbas pada keselamatan seseorang? Kalau tidak berimbas kepada keselamatan, ngapain dipersoalkan? Toh yang penting selamat sampai di Surga, entah bagaimana pengetahuannya dia tentang Kristus? Atau justru sebaliknya, latarbelakang Kristologi seseorang menjadi prasyarat keselamatannya? Masak iya sih, yang masuk Surga hanya orang-orang pinter? Bingung kan?
Sama, saya juga bingung... :)


Dari pada pusing-pusing dengan pendapat orang pandai dan berhikmat, mari kita dengarkan orang tidak terdidik dan sederhana, yaitu .... Peter the fisherman!!!.






Ketika ia dan teman-temannya ditanya sang Guru mengenai pemahaman orang-orang tentang Yesus (Kristologi), mereka menjawab: "Ada yang bilang engkau nabi Elia, Yohanes Pembaptis, Yeremia, atau salah satu dari nabi-nabi" (pada konteks ini yang dimaksud Petrus dengan "nabi-nabi" adalah nabi-nabi PL).
"Namun menurutku engkau adalah Sang Mesias, Sang Anak Allah Yang Hidup".(Mat. 16:13-16)


Hanya dengan jawaban yang sederhana tersebut, Peter the Fisherman disebut oleh Yesus sebagai orang yang diberkati karena memperoleh pengetahuan sedemikian dari Bapa (ayat.17), emang ada apa sih dengan jawaban Peter the Fisherman itu?

Pertama, ia telah menjawab tentang Siapa dan Apa Yesus dengan mengatakan: "engkau adalah Sang Anak Allah Yang Hidup." Bagi si Nelayan itu, Yesus adalah Anak Allah Yang Hidup, bukan anak Yusuf dan Maria. Dan agaknya pengetahuannya itu bukan base on human mind tapi base on God mind, karena terbukti banyak orang pinter saat itu -juga saat ini- tidak memiliki pengetahuan seperti yang dimiliki nelayan ini.
Dan yang kedua, si Nelayan menjawab pertanyaan Bagaimana Yesus dengan menjawab: "engkau adalah Sang Mesias".
Di masa Petrus, orang-orang Yahudi menanti-nantikan sosok yang diurapi (dipilih/dijagokan/diperkenan/diperlengkapi) oleh Yahweh, untuk menyelamatkan bangsa Israel dan menjadi Raja mereka. Kerajaan Orang Yang Diurapi ini bersifat kokoh seperti kerajaan Daud dan bersifat kekal. Agaknya menurut si nelayan, satu-satunya orang yang dipilih Yahweh yang mampu menjadi Penyelamat dan Raja Kekal adalah Anak-Nya sendiri, Yesus.


Wah ternyata gampang juga ya memahami Siapa, Apa dan Bagaimana Yesus itu, yaitu Ia adalah Anak Allah Yang Hidup yang menjadi Raja dan Penyelamat kita

Gitu  aja cukup, ga usah-usah rumit-rumit seperti pendapat orang bijak karena ternyata bijak saja tidak cukup, harus ada acceptance terhadap Yesus baru diberi pemahaman yang benar, yang berdasarkan hikmat Tuhan. Padahal penerimaan membutuhkan kerendahan hati kan, nah itu yang orang bijak tidak punya
Lihat, walaupun Yesus ga ganteng atau gagah berwibawa seperti Pangeran (seorang tukang kayu mana ada yang gagah berwibawa seperti pangeran, ya kan?) tapi Petrus memiliki kerendahan hati untuk menerima Yesus, sementara orang-orang bijak menolak Yesus. Karena dalam pandangan orang bijak ga mungkinlah Raja Besar dan Penyelamat potongan seperti tukang kayu, anak Yusuf dan Maria, seandainya orang ini hebat, ya disebut nabi aja kan cukup, atau paling banter malaikat utama juga udah terlalu 'wah' buat orang ini.

Kalau orang bijak menolak Yesus, mereka tidak menjadi orang yang diberkati  alias tidak selamat dong, karena yang disebut menerima Yesus tidak cukup seperti orang-orang bijak jaman Petrus yang menerima Yesus hanya sebagai nabi saja, tapi harus sampai kepada penerimaan bahwa Yesus adalah Sang Anak Allah Yang Hidup, Sang Mesias. Wah ternyata pemahaman tentang Kristus berkaitan -entah langsung atau tidak - dengan keselamatan ya.


Setelah merenung ini saya jadi pengen seperti nelayan yang satu ini, punya kerendahan hati, disebut orang yang diberkati oleh Yesus supaya apa yang saya perbuat, tulis dan perkatakan, bukan sekedar base on human mind but God's
Ehm...

Ngobrolin Buku "Pergi Dalam Damai Sejahtera" karya Debora K. Tioso

Posted by CapungLaut 21.12, under |


Hari ini saya baca buku karangan Debora K. Tioso yang berjudul "Pergi Dalam Damai Sejahtera". Kesan pertama sih seperti mau konseling buat orang yang hampir meninggal, tapi setelah baca-baca sampai tuntas akhirnya dapat juga point-point yang menarik untuk direnungkan.

-Semua orang pasti meninggal. Penulis buku ini memulai halaman bukunya mengenai siapa sih orang-orang yang masuk kategori hampir (pasti) meninggal. Menurut beliau mereka adalah kaum lanjut usia, orang sakit parah, pecandu narkoba, dan orang yang divonis mati oleh Pengadilan.
- Dibutuhkan pendampingan kepada orang yang hampir (pasti) meninggal. Agaknya penulis mengesampingkan kemungkinan terjadi mujizat bagi orang-orang tersebut. Penulis lebih condong untuk fokus kepada pelayanan konseling mempersiapkan iman dan kondisi psikis mereka dalam menghadapi kematian. Menurut beliau, mereka ini butuh pendampingan, penghiburan, di support imannya supaya tetap percaya akan keselamatan yang sudah dianugerahkan Yesus kepada mereka.
- Adanya tahap-tahap psikologis yang dialami orang yang hampir meninggal. Mereka juga akan mengalami gejolak psikologis perihal kenyataan yang mereka hadapi bahwa tidak lama lagi mereka akan mati, yang disebut oleh beliau sebagai fase-fase psikologis, yaitu menolak, marah, tawar-menawar,depresi, dan penerimaan. Pendapat tersebut berdasarkan penelitian ilmiah Elisabeth Kübler-Ross, M.D. penulis buku  On Death and Dying (Tentang Maut dan Kematian).
Yang menjadi bagian cukup menarik bagi saya adalah ditulis dalam buku tersebut bahwa Yesus pun mengalami 5 fase psikologis tersebut ketika menjelang kematianNya berdasarkan Injil Lukas 22:14-28. Dasar utama pendapat tersebut adalah karena Yesus adalah manusia sejati sehingga juga mengalami fase-fase tersebut. Cuma agaknya Injil Lukas tidak menceritakan siapa orang yang melakukan pendampingan kepada Yesus untuk melalui 5 fase psikologis hingga Ia sampai fase Penerimaan akan ajal-Nya.  
- Semua orang punya tanggung jawab mendampingi orang yang hampir meninggal. Nah, kalau seseorang (bukan Yesus lho..) on dying atau sekarat menjelang ajalnya, lalu siapa yang seharusnya mengambil peranan dalam pelayanan ini? Menurut beliau, pertama-tama adalah orang terdekat (keluarga; suami, istri, anak, adik, kakak, dlsb), kemudian baru gereja (aktivis jemaat, penginjil, pendeta, dlsb).
Lalu bagaimana cara pelayanannya bagi orang-orang tersebut?
- Beda fase beda cara pendampingan. Tiap fase membutuhkan penanganan secara khusus, Sebagai contoh pada fase penolakan dan isolasi dibutuhkan seseorang yang mampu berkomunikasi secara bijaksana dan lembut agar orang tersebut masuk ke fase penerimaan.
Demikaian juga dengan fase-fase lain, juga dibutuhkan pelayanan yang berbeda.
Supaya jelas baiknya baca sendiri aja ya...? Anda bisa cari aja bukunya di toko buku Kristen. Atau kalau mau beli lewat blog ini juga bisa, malah dapat discount 10% lagi, lumayankan? Tapi ongkos kirim ditanggung penumpang lho..Trus cara pemesanan gimana? Caranya kirim email pemesanan ke wbsite.owner@gmail.com. Segera setelah semua beres diurus, pasti buku sampai ke alamat anda.
Selamat membaca!