Tidak ada pilihan Ketiga

Posted by Unknown 11.40, under | No comments

Sumber: www.123rf.com


Kitab Kejadian pasal 12 ini bercerita tentang panggilan TUHAN kepada keluarga Abram. Keluarga ini terdiri dari Terah, Abram, Sarai dan Lot.
Terah ini adalah ayah Abram, Nahor dan Haran. Sedangakan Lot adalah anak alm Haran.  Sarai isteri Abram (Sarai masih ada hubungan keluarga dengan Abram – Kej.12:13), istri Nahor adalah Milka ( Milka ini anak Haran, jadi Nahor menikahi keponakannya). Jadi pada masa itu keluarga Terah memang memiliki tradisi untuk tidak mengambil isteri dari luar keluarga mereka. Cara ini juga masih di pakai Abram ketika ia menikahkan Ishak anaknya (Kej.24:3), dan cara ini juga dipakai Ishak ketika menikahkan Yakub (Kej.28:1).

Dalam Kitab Kejadian 11:31 disebutkan bahwa Terah membawa keluarganya, yaitu anak, menantu dan cucunya, pergi dari Ur-Kasdim menuju ke Haran

Kej. 11:31  Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana.
Kej. 11:32  Umur Terah ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran.


Kemudaian datanglah Firman TUHAN kepada Abram:

Kej.12:1  Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
Kej. 12:2  Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Kej. 12:3  Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Sekarang kita akan coba pisah-pisah kalimat-kalimat dalam Firman tersebut supaya kita mendapat gambaran yang jelas dari maksud TUHAN melalui FirmanNya.
  1. Ayat 1: Abram diperintahkan TUHAN untuk pergi dari negerinya menuju ke tanah yang dijanjikan.
  2. Ayat 2a : Abram akan dibuat menjadi bangsa yang besar, namanya akan dibuat termasyur.
  3. Ayat 2b : Abram akan diberkati dan akan menjadi berkat. (menjadi berkat bagi siapa? Ayat 2b tidak menjelaskan tetapi di ayat 3 dijelaskan siapa yang mendapat berkat TUHAN melalui Abram)
  4. Ayat 3 : Orang yang memberkati Abram akan diberkati TUHAN, orang yang mengutuk Abram akan dikutuk TUHAN  dan hal ini berlaku bagi seluruh kaum di muka bumi.
Hanya saja sampai kapan konsep berkat dan kutuk melalui Abram itu berlaku bagi semua bangsa tidak dijelaskan dengan gamblang. Apakah hanya berlaku pada saat Abram hidup atau berlaku seterusnya sampai sekarang. Tapi pada kenyataannya bahwa kemasyuran nama Abram sebagai bangsa yang besar dan yang diberkati, sebagai bagian dari konsep tersebut, tidak saja bergema pada masa itu saja tetapi masih bergema diseluruh bumi sampai pada hari ini. Maka dapat disimpulkan bahwa janji tersebut berlaku jauh sampai pada masa sesudah Abram.

Kembali pada masa itu, mengenai orang-orang yang hidup di masa Abram, yaitu bangsa-bangsa yang tinggal di tanah Kanaan di sekitar Abram (bangsa Kanaan, bangsa Het, bangsa Amori, bangsa Feris, bangsa Hewi, bangsa Yebus), Firman TUHAN menyebutkan bahwa mereka hanya memiliki 2 pilihan, yaitu memberkati Abram atau mengutuk Abram (Kej.12:3).
Bagaimana dengan pilihan ke-3? Ada atau tidak? Misalnya sikap netral, tidak mengutuk tapi juga tidak memberkati Abram?

Untuk menjawab hal itu, kita kembali kepada tujuan Abram dan keturunannya datang ke tanah Kanaan yang didiami oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu untuk menguasai tanah Kanaan, sehingga tidak mungkin bagi bangsa-bangsa di sana untuk bersikap netral. Bagi mereka hanya ada 2 pilihan: melawan atau menyerahkan tanahnya dengan sukarela. Melawan berarti ada dalam posisi memusuhi (mengutuk), menyerah dengan sukarela berarti ada dalam posisi menjadi sekutu (memberkati).
Banyak contoh yang dipaparkan Alkitab bagaimana bangsa-bangsa yang memusuhi bangsa keturunan Abram kemudian dihukum TUHAN. Puncak dari kehidupan dosa mereka adalah penolakan terhadap keturunan Abram (Kej.15:14-16).

Dunia pada masa Abram bagaikan bayangan dunia kita sekarang. Abram sebagai gambaran dari Kristus sedangkan kita sebagai orang-orang Kanaan, yaitu orang-orang yang tidak mengenal Allah sebelumnya. Demikian juga kita pada masa sekarang diperhadapkan pada DUA pilihan; mengutuk Kristus atau memberkati Kristus.
Dalam Mat.12:30 Yesus mengatakan bahwa siapa yang tidak bersama-Nya berarti melawan Dia. Dalam hal ini juga tidak ada posisi netral. Bagaimana mungkin ada posisi netral ketika Kristus datang ke dunia ini untuk ‘merebut’ hidup kita menjadi milik-Nya, dari gelap kepada terang.
Namun menjadi seseorang yang beragama Kristen tidak otomatis menjadi orang yang menerima Kristus. Ukuran menerima Kristus hanya satu yaitu hidup selaras dengan kehendak Bapa-Nya. (Mat.13:50).
Apakah kita mau menyerahkan hidup kita ke dalam tangan-Nya dengan sukarela atau kita menolaknya dan tetap menguasai hidup kita untuk diri sendiri dalam dosa, terserah Anda menentukannya, namun yang jelas dalam hal ini tidak ada pilihan ketiga, tidak ada alternatif lain.
Dalam Kristus ada pengampunan, masa depan, dan damai sejahtera. Di luar Kristus Anda sendirian menjalani hidup yang sementara ini dengan kekuatanmu sendiri, sangat melelahkan.
Sekarang di hadapan kita ada dua pilihan, menerima Yesus atau menolak Yesus. Menerima berarti tidak dihukum dan diselamatkan atau menolak yang berarti dihukum Allah. Ingatlah TIDAK ADA PILIHAN KETIGA.




sumber gambar: www.123rf.com

Hati Nurani Babel Sudah Mati

Posted by Unknown 13.05, under | No comments



Dalam kitab Kejadian dari pasal 3 sampai pasal 11 ini, ada banyak kota yang dibangun oleh anak-anak manusia, namun hanya ada satu kota yang mendapat perhatian khusus dari TUHAN, yaitu kota Babel.
Kalau kita sedikit meneliti perbedaan antara kota Babel dan kota-kota lain sebelum Babel adalah adanya menara di tengah kota Babel sementara kota lain sebelum Babel tidak memiliki menara seperti Babel, misalnya kota yang dibangun oleh Kain. Lalu mengapa Babel dibubarkan TUHAN sementara kota lain tidak?

Tidak banyak referensi dalam Alkitab mengenai Babel. Satu-dua ayat yang menyinggung Babel ada di kitab PL dan PB, namun yang menarik baik PL maupun PB memiliki dua tema yang sama mengenai Babel, yaitu penyembahan berhala / perzinahan rohani dan kekerasan.

Memang antara jaman Nimrod dan jaman Nabi-nabi Israel penulis kitab PL dan PB ada gap waktu yang cukup panjang, namun semua kebiasaan orang Babel yang disebut di dalam kitab para nabi tentunya bukan muncul secara tiba-tiba, ia telah berproses jauh-jauh hari. Sangat mungkin telah muncul ratusan tahun sebelumnya. Misalnya, 2Raj.17:30 menyebut orang Babel menyembah dewa Sukot-Benot, Yer.51:44 menyebut di Babel ada dewa Bel, Yeh.17:20 menyebut Babel yang tidak setia, Yeh.23:17 Babel yang menajiskan diri dengan perzinahan dan pelacuran, Daniel 3:1 menceritakan patung Nebukadnezar yang disembah rakyat Babel, Maz.87:4 menyandingkan Rahab dan Babel dalam satu kalimat, Maz.137:8 menyebut Babel suka melakukan kekerasan, Yes.21:9 menyebut Babel yang melakukan penyembahan berhala.
Dalam PB juga menyebut sebuah kota yang bernama Babel dengan tema perzinahan dan pelacuran, misalnya Wah.14:8; 17:5.

Jadi sangat mungkin pada saat Babel beserta menaranya dibangun oleh Nimrod, manusia paling kuat saat itu, kota dan menara tersebut dibangun dengan tujuan untuk penyembahan berhala dan usaha dominasi kelompok Nimrod terhadap manusia lain. Itulah sebabnya TUHAN bertindak menghentikan pembangunan Babel dan menyerakkan populasi saat itu.

Lalu mengapa TUHAN hanya menghentikan Babel? Bukankah setelah itu tetap saja muncul kota-kota yang seperti Babel, misal Niniwe dll? Bahkan Babel sendiri tetap diteruskan pembangunannya setelah pernah dicegah oleh TUHAN sebelumnya.

Dari pasal-pasal sebelumnya terlihat pola TUHAN dalam usahaNya mencegah kejatuhan manusia. Dimulai dari Adam, TUHAN sudah memberi peringatan beserta sanksi untuk mencegah dosa ketidaktaatan yang pertama. Kemudian di era Kain, TUHAN juga memberi peringatan kepada Kain untuk tidak berbuat dosa pembunuhan yang pertama. Demikian juga di masa Nimrod, TUHAN mencegah dosa penyembahan berhala dan kekerasan dengan menggagalkan rencana Nimrod membangun Babel. Namun kalau mereka tetap berkeras melakukannya maka TUHAN barangkali dengan berat hati mendiamkan manusia melakukan dosa yang diingini hatinya tersebut, tentunya sambil menjalankan rancangan penyelamatan untuk manusia.
Di masa sekarang pun kita juga mengalami hal yang sama walaupun dengan cara yang sedikit berbeda.
Dulu waktu saya hendak melakukan dosa, entah dosa pencurian atau pun perzinahan, kekerasan, kemabukan, atau penipuan, rasanya berat sekali melakukan untuk yang pertama kali (... banyak banget dosa saya ya... parah-parah lagi...), hati kecil ini menolak dengan keras, mencoba untuk mencegah saya. Namun semakin dilawan maka hati nurani yang menentang tadi semakin lirih suaranya dan akhirnya diam. Sehingga untuk berbuat dosa pencurian atau perzinahan yang kedua, ketiga dan seterusnya sudah tidak ada beban lagi di dalam hati saya.
Demikianlah cara kerja Tuhan secara umum bagi manusia. Hati nurani yang murni adalah peringatan awal dari Tuhan. Ia mengingatkan kita ketika kita berniat untuk melakukan dosa. Tidak tepat jika kita terus menerus mengeraskan hati.
Mengambil jalan pulang kembali kepada Tuhan adalah keputusan yang tepat seperti halnya Niniwe di masa Yunus yang mengambil keputusan untuk kembali kepada TUHAN selagi pintu anugerah masih terbuka. TUHAN penuh pengampunan, apapun bentuk dosa kita, baik dosa yang tidak parah atau dosa yang parah sekalipun, IA tetap mampu menghapusnya dari ingatanNya.