Sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, konsep Anak Manusia keturunan perempuan yang akan menaklukan ular sudah diberitakan. Maka mulailah timbul pertanyaan besar dalam benak manusia siapakah Anak Manusia yang akan meremukan kepala ular. Pada masa Adam dan Hawa, mereka mengira Sang Keturunan Perempuan adalah anak-anak mereka, yaitu kalau tidak Kain. atau Habil atau Set. Hal ini terlihat dari setiap seruan iman Hawa ketika mereka melahirkan anak-anak itu, namun pada kenyataannya Alkitab bersaksi bahwa Anak Yang Dijanjikan bukan salah satu dari mereka.
Setelah kedatangan Yesus, barulah manusia mengerti siapa yang dimaksud Kitab Kejadian dengan Anak Manusia. Namun agaknya tingkat pemahaman mengenai siapa, apa dan bagaimana Anak Manusia ini berbeda-beda, sehingga timbulah pertanyaan 'abadi' diantara kita dari jaman Adam sampai jaman sekarang: "Siapa, apa dan bagaimana Anak Manusia atau Yesus itu".
Bahkan pada abad-abad setelah Yesus pertanyaan itu juga terus bergaung. Orang-orang berhikmat menyodorkan berbagai jawaban mengenai siapa sebenarnya Anak Manusia yang telah datang itu (Yesus). Dan oleh karena mereka adalah orang-orang berhikmat, maka -seperti biasa- mereka mengklaim pendapat mereka tentang siapa Yesus adalah yang paling benar, yang lain kurang benar atau tidak benar atau bahkan sesat sama sekali.
Nabi Muhammad menulis dalam Alquran bahwa Isa adalah nabi hebat yang 100% manusia dan 0% Tuhan. Nafas utama teologi Islam adalah monotheisme, mereka tidak menerima Tuhan yang dipersekutukan atau diduakan apalagi Tuhan yang diperanakan. Selebih dari pendapat tersebut dianggap sesat / kafir.
Sedangkan Charles Taze Russel berpendapat bahwa Yesus adalah seorang malaikat utama ciptaan Tuhan yang turun menjadi manusia dan menjadi perantara antara manusia dan Tuhan, pendapat ini berdasarkan Alkitab mereka yaitu Alkitab Terjemahan Dunia Baru. Pendapat ini lebih mirip dengan Alquran dalam rangka mempertahankan doktrin monotheisme secara gampang. Seperti halnya orang bijak lainnya, ia berpendapat setiap faham yang berbeda dengan doktrin ini mereka anggap salah dan sesat.
Sementara orang bijak lain, yaitu Tertullian berpendapat bahwa Yesus itu adalah 100% manusia. Tapi pada saat yang bersamaan - tidak tercampur dan tidak terbagi - Yesus adalah 100% Tuhan. Pendapat ini agak sulit diterima oleh akal manusia, oleh karena itu 2 doktrin di atas yang secara prinsip base on human mind secara tegas menolak faham ini. Namun justru pendapat ini di-amin-i oleh sebagian besar kalangan Kristen.
Nah, kita yang awam ini jadi bingung juga dibuatnya kan? Lalu pendapat mana yang benar? Yang masuk akal - Russell dan Alquran- atau yang cukup sulit - Tertullian- ?
Tapi tunggu dulu, ada pertanyaan yang cukup penting juga berkaitan dengan pemahaman tentang Yesus ini, adalah; apakah pemahaman tentang Yesus (atau dalam bahasa para pendeta disebut Kristologi) berimbas pada keselamatan seseorang? Kalau tidak berimbas kepada keselamatan, ngapain dipersoalkan? Toh yang penting selamat sampai di Surga, entah bagaimana pengetahuannya dia tentang Kristus? Atau justru sebaliknya, latarbelakang Kristologi seseorang menjadi prasyarat keselamatannya? Masak iya sih, yang masuk Surga hanya orang-orang pinter? Bingung kan?
Sama, saya juga bingung... :)
Dari pada pusing-pusing dengan pendapat orang pandai dan berhikmat, mari kita dengarkan orang tidak terdidik dan sederhana, yaitu .... Peter the fisherman!!!.
Hanya dengan jawaban yang sederhana tersebut, Peter the Fisherman disebut oleh Yesus sebagai orang yang diberkati karena memperoleh pengetahuan sedemikian dari Bapa (ayat.17), emang ada apa sih dengan jawaban Peter the Fisherman itu?
Pertama, ia telah menjawab tentang Siapa dan Apa Yesus dengan mengatakan: "engkau adalah Sang Anak Allah Yang Hidup." Bagi si Nelayan itu, Yesus adalah Anak Allah Yang Hidup, bukan anak Yusuf dan Maria. Dan agaknya pengetahuannya itu bukan base on human mind tapi base on God mind, karena terbukti banyak orang pinter saat itu -juga saat ini- tidak memiliki pengetahuan seperti yang dimiliki nelayan ini.
Dan yang kedua, si Nelayan menjawab pertanyaan Bagaimana Yesus dengan menjawab: "engkau adalah Sang Mesias".
Di masa Petrus, orang-orang Yahudi menanti-nantikan sosok yang diurapi (dipilih/dijagokan/diperkenan/diperlengkapi) oleh Yahweh, untuk menyelamatkan bangsa Israel dan menjadi Raja mereka. Kerajaan Orang Yang Diurapi ini bersifat kokoh seperti kerajaan Daud dan bersifat kekal. Agaknya menurut si nelayan, satu-satunya orang yang dipilih Yahweh yang mampu menjadi Penyelamat dan Raja Kekal adalah Anak-Nya sendiri, Yesus.
Wah ternyata gampang juga ya memahami Siapa, Apa dan Bagaimana Yesus itu, yaitu Ia adalah Anak Allah Yang Hidup yang menjadi Raja dan Penyelamat kita
Gitu aja cukup, ga usah-usah rumit-rumit seperti pendapat orang bijak karena ternyata bijak saja tidak cukup, harus ada acceptance terhadap Yesus baru diberi pemahaman yang benar, yang berdasarkan hikmat Tuhan. Padahal penerimaan membutuhkan kerendahan hati kan, nah itu yang orang bijak tidak punya
Lihat, walaupun Yesus ga ganteng atau gagah berwibawa seperti Pangeran (seorang tukang kayu mana ada yang gagah berwibawa seperti pangeran, ya kan?) tapi Petrus memiliki kerendahan hati untuk menerima Yesus, sementara orang-orang bijak menolak Yesus. Karena dalam pandangan orang bijak ga mungkinlah Raja Besar dan Penyelamat potongan seperti tukang kayu, anak Yusuf dan Maria, seandainya orang ini hebat, ya disebut nabi aja kan cukup, atau paling banter malaikat utama juga udah terlalu 'wah' buat orang ini.
Kalau orang bijak menolak Yesus, mereka tidak menjadi orang yang diberkati alias tidak selamat dong, karena yang disebut menerima Yesus tidak cukup seperti orang-orang bijak jaman Petrus yang menerima Yesus hanya sebagai nabi saja, tapi harus sampai kepada penerimaan bahwa Yesus adalah Sang Anak Allah Yang Hidup, Sang Mesias. Wah ternyata pemahaman tentang Kristus berkaitan -entah langsung atau tidak - dengan keselamatan ya.
Setelah merenung ini saya jadi pengen seperti nelayan yang satu ini, punya kerendahan hati, disebut orang yang diberkati oleh Yesus supaya apa yang saya perbuat, tulis dan perkatakan, bukan sekedar base on human mind but God's.
Ehm...
Setelah kedatangan Yesus, barulah manusia mengerti siapa yang dimaksud Kitab Kejadian dengan Anak Manusia. Namun agaknya tingkat pemahaman mengenai siapa, apa dan bagaimana Anak Manusia ini berbeda-beda, sehingga timbulah pertanyaan 'abadi' diantara kita dari jaman Adam sampai jaman sekarang: "Siapa, apa dan bagaimana Anak Manusia atau Yesus itu".
Bahkan pada abad-abad setelah Yesus pertanyaan itu juga terus bergaung. Orang-orang berhikmat menyodorkan berbagai jawaban mengenai siapa sebenarnya Anak Manusia yang telah datang itu (Yesus). Dan oleh karena mereka adalah orang-orang berhikmat, maka -seperti biasa- mereka mengklaim pendapat mereka tentang siapa Yesus adalah yang paling benar, yang lain kurang benar atau tidak benar atau bahkan sesat sama sekali.
Nabi Muhammad menulis dalam Alquran bahwa Isa adalah nabi hebat yang 100% manusia dan 0% Tuhan. Nafas utama teologi Islam adalah monotheisme, mereka tidak menerima Tuhan yang dipersekutukan atau diduakan apalagi Tuhan yang diperanakan. Selebih dari pendapat tersebut dianggap sesat / kafir.
Al Quran
Sedangkan Charles Taze Russel berpendapat bahwa Yesus adalah seorang malaikat utama ciptaan Tuhan yang turun menjadi manusia dan menjadi perantara antara manusia dan Tuhan, pendapat ini berdasarkan Alkitab mereka yaitu Alkitab Terjemahan Dunia Baru. Pendapat ini lebih mirip dengan Alquran dalam rangka mempertahankan doktrin monotheisme secara gampang. Seperti halnya orang bijak lainnya, ia berpendapat setiap faham yang berbeda dengan doktrin ini mereka anggap salah dan sesat.
Charles Taze Russell
Sementara orang bijak lain, yaitu Tertullian berpendapat bahwa Yesus itu adalah 100% manusia. Tapi pada saat yang bersamaan - tidak tercampur dan tidak terbagi - Yesus adalah 100% Tuhan. Pendapat ini agak sulit diterima oleh akal manusia, oleh karena itu 2 doktrin di atas yang secara prinsip base on human mind secara tegas menolak faham ini. Namun justru pendapat ini di-amin-i oleh sebagian besar kalangan Kristen.
Tertullian
Nah, kita yang awam ini jadi bingung juga dibuatnya kan? Lalu pendapat mana yang benar? Yang masuk akal - Russell dan Alquran- atau yang cukup sulit - Tertullian- ?
Tapi tunggu dulu, ada pertanyaan yang cukup penting juga berkaitan dengan pemahaman tentang Yesus ini, adalah; apakah pemahaman tentang Yesus (atau dalam bahasa para pendeta disebut Kristologi) berimbas pada keselamatan seseorang? Kalau tidak berimbas kepada keselamatan, ngapain dipersoalkan? Toh yang penting selamat sampai di Surga, entah bagaimana pengetahuannya dia tentang Kristus? Atau justru sebaliknya, latarbelakang Kristologi seseorang menjadi prasyarat keselamatannya? Masak iya sih, yang masuk Surga hanya orang-orang pinter? Bingung kan?
Sama, saya juga bingung... :)
Dari pada pusing-pusing dengan pendapat orang pandai dan berhikmat, mari kita dengarkan orang tidak terdidik dan sederhana, yaitu .... Peter the fisherman!!!.
Ketika ia dan teman-temannya ditanya sang Guru mengenai pemahaman orang-orang tentang Yesus (Kristologi), mereka menjawab: "Ada yang bilang engkau nabi Elia, Yohanes Pembaptis, Yeremia, atau salah satu dari nabi-nabi" (pada konteks ini yang dimaksud Petrus dengan "nabi-nabi" adalah nabi-nabi PL).
"Namun menurutku engkau adalah Sang Mesias, Sang Anak Allah Yang Hidup".(Mat. 16:13-16)
Hanya dengan jawaban yang sederhana tersebut, Peter the Fisherman disebut oleh Yesus sebagai orang yang diberkati karena memperoleh pengetahuan sedemikian dari Bapa (ayat.17), emang ada apa sih dengan jawaban Peter the Fisherman itu?
Pertama, ia telah menjawab tentang Siapa dan Apa Yesus dengan mengatakan: "engkau adalah Sang Anak Allah Yang Hidup." Bagi si Nelayan itu, Yesus adalah Anak Allah Yang Hidup, bukan anak Yusuf dan Maria. Dan agaknya pengetahuannya itu bukan base on human mind tapi base on God mind, karena terbukti banyak orang pinter saat itu -juga saat ini- tidak memiliki pengetahuan seperti yang dimiliki nelayan ini.
Dan yang kedua, si Nelayan menjawab pertanyaan Bagaimana Yesus dengan menjawab: "engkau adalah Sang Mesias".
Di masa Petrus, orang-orang Yahudi menanti-nantikan sosok yang diurapi (dipilih/dijagokan/diperkenan/diperlengkapi) oleh Yahweh, untuk menyelamatkan bangsa Israel dan menjadi Raja mereka. Kerajaan Orang Yang Diurapi ini bersifat kokoh seperti kerajaan Daud dan bersifat kekal. Agaknya menurut si nelayan, satu-satunya orang yang dipilih Yahweh yang mampu menjadi Penyelamat dan Raja Kekal adalah Anak-Nya sendiri, Yesus.
Wah ternyata gampang juga ya memahami Siapa, Apa dan Bagaimana Yesus itu, yaitu Ia adalah Anak Allah Yang Hidup yang menjadi Raja dan Penyelamat kita
Gitu aja cukup, ga usah-usah rumit-rumit seperti pendapat orang bijak karena ternyata bijak saja tidak cukup, harus ada acceptance terhadap Yesus baru diberi pemahaman yang benar, yang berdasarkan hikmat Tuhan. Padahal penerimaan membutuhkan kerendahan hati kan, nah itu yang orang bijak tidak punya
Lihat, walaupun Yesus ga ganteng atau gagah berwibawa seperti Pangeran (seorang tukang kayu mana ada yang gagah berwibawa seperti pangeran, ya kan?) tapi Petrus memiliki kerendahan hati untuk menerima Yesus, sementara orang-orang bijak menolak Yesus. Karena dalam pandangan orang bijak ga mungkinlah Raja Besar dan Penyelamat potongan seperti tukang kayu, anak Yusuf dan Maria, seandainya orang ini hebat, ya disebut nabi aja kan cukup, atau paling banter malaikat utama juga udah terlalu 'wah' buat orang ini.
Kalau orang bijak menolak Yesus, mereka tidak menjadi orang yang diberkati alias tidak selamat dong, karena yang disebut menerima Yesus tidak cukup seperti orang-orang bijak jaman Petrus yang menerima Yesus hanya sebagai nabi saja, tapi harus sampai kepada penerimaan bahwa Yesus adalah Sang Anak Allah Yang Hidup, Sang Mesias. Wah ternyata pemahaman tentang Kristus berkaitan -entah langsung atau tidak - dengan keselamatan ya.
Setelah merenung ini saya jadi pengen seperti nelayan yang satu ini, punya kerendahan hati, disebut orang yang diberkati oleh Yesus supaya apa yang saya perbuat, tulis dan perkatakan, bukan sekedar base on human mind but God's.
Ehm...