Setelah Yesus selesai mengajar, Ia sekarang ada di daerah Yudea, seberang sungai Yordan. Disana Yesus menyembuhkan orang-orang yang sejak dari Galilea mendengarkan pengajaran-Nya. Ditengah-tengah pelayanan-Nya datanglah sekelompok orang Farisi menemui Yesus dan mengajukan pertanyaan alkitabiah yang sulit dengan tujuan untuk menjatuhkan Yesus. Namun ironisnya pertanyaan alkitabiah orang-orang Farisi ternyata bukan Firman Allah, tapi merupakan tradisi orang-orang Yahudi yang muncul dari ketegaran hati / keinginan daging. Pada kesempatan itu Yesus menyatakan bagaimana sesungguhnya Firman Allah yang berkaitan dengan perceraian, yang tidak berasal dari keinginan daging tetapi keinginan Roh. Jadi menurut Yesus, dalam hukum Taurat Yahudi banyak perintah-perintah yang tidak berasal dari Allah.
Pada ayat ke 16 sampai 21 datanglah seorang muda yang kaya dan mengajukan pertanyaan lain. Topik yang diangkat oleh orang muda yang kaya adalah “perbuatan baik apakah yang membawa kepada hidup yang kekal” atau dalam bahasa kita hari ini kira-kira seperti ini : “apakah perbuatan baik dapat membawa seseorang masuk Sorga?”
Menjawab pertanyaan yang sungguh penting ini Yesus menjawabnya dengan memberi pemahaman yang mendasar tentang definisi yang Baik itu yaitu pondasi kebaikan adalah Allah sendiri, artinya, segala sesuatu yang bisa disebut perbuatan baik harus berasal dari kehendak Allah. Jadi dengan kata lain perintah Allah = perbuatan baik.
Persoalan kemudian muncul karena tidak semua apa yang disebut orang perbuatan baik adalah perintah Allah. Misalnya dalam Kitab Taurat Musa banyak ditemukan perintah-perintah untuk berbuat baik yang sebenarnya bukan kehendak Allah tetapi merupakan kehendak manusia yang dibuat seolah-olah adalah kehendak Allah. Contohnya mengenai perceraian pada ayat 3 di atas. Dan menurut Yesus, setiap perbuatan baik yang bukan berasal dari Allah pada hakekatnya bukan perbuatan baik. Sehingga orang muda yang kaya itu merasa perlu memperjelas lagi yang manakah yang dimaksud Yesus dengan perbuatan baik dari perintah Allah.
Inilah jaminan Yesus kepada siapapun yang percaya kepada-Nya. Ia tidak hanya memperoleh hidup kekal saja! Karena siapapun yang mempercayakan keselamatan hidupnya kepada Yesus, pada masa sekarang memperoleh kembali 100x lipat apa saja yang ia korbankan untuk imannya.
Dan pada masa yang akan datang ia akan memproleh hidup kekal dan kemulian bersama Yesus. Tidak ada tokoh agama yang berani memberi jaminan seperti ini. Jaminan hidup kekal saja mereka tidak berani, apalagi hidup penuh kemuliaan di Sorga nanti. Ingat Yesus sekarang sudah ada di Sorga, ada beberapa kitab suci yang bersaksi demikian. Kita tidak perlu ragu dengan janji ini karena Yesus sendiri menjaminnya dengan cara mati diatas kayu salib untuk menyempurnakan kita yang percaya kepada-Nya dengan darah-Nya kemudian Ia juga menjamin janji hidup kekal dengan cara bangkit dari maut untuk menyatakan bahwa Ia berkuasa atas alam maut, dengan demikian Ia pasti sanggup memberi hidup kekal kepada siapapun yang percaya kepada-Nya. Amin