Perbuatan Baik - Orang Muda Yang Kaya

Posted by Unknown 00.07, under | No comments


Setelah Yesus selesai mengajar, Ia sekarang ada di daerah Yudea, seberang sungai Yordan. Disana  Yesus menyembuhkan orang-orang yang sejak dari Galilea mendengarkan pengajaran-Nya. Ditengah-tengah pelayanan-Nya datanglah sekelompok orang Farisi menemui Yesus dan mengajukan pertanyaan alkitabiah yang sulit dengan tujuan untuk menjatuhkan Yesus. Namun ironisnya pertanyaan alkitabiah orang-orang Farisi ternyata bukan Firman Allah, tapi merupakan tradisi orang-orang Yahudi yang muncul dari ketegaran hati / keinginan daging. Pada kesempatan itu Yesus menyatakan bagaimana  sesungguhnya Firman Allah yang berkaitan dengan perceraian, yang tidak berasal dari keinginan daging tetapi keinginan Roh. Jadi menurut Yesus, dalam hukum Taurat Yahudi banyak perintah-perintah yang tidak berasal dari Allah. 

Pada ayat ke 16 sampai 21 datanglah seorang muda yang kaya dan mengajukan pertanyaan lain. Topik yang diangkat oleh orang muda yang kaya adalah “perbuatan baik apakah yang membawa kepada hidup yang kekal” atau dalam bahasa kita hari ini kira-kira seperti ini : “apakah perbuatan baik dapat membawa seseorang masuk Sorga?

Menjawab pertanyaan yang sungguh penting ini Yesus menjawabnya dengan memberi pemahaman yang mendasar tentang definisi yang Baik itu yaitu  pondasi kebaikan adalah Allah sendiri, artinya, segala sesuatu yang bisa disebut perbuatan baik harus berasal dari kehendak Allah. Jadi dengan kata lain  perintah Allah = perbuatan baik.

Persoalan kemudian muncul karena tidak semua apa yang disebut orang perbuatan baik adalah perintah Allah. Misalnya dalam Kitab Taurat Musa banyak ditemukan perintah-perintah untuk berbuat baik yang sebenarnya bukan kehendak Allah tetapi merupakan kehendak manusia yang dibuat seolah-olah adalah kehendak Allah. Contohnya mengenai perceraian pada ayat 3 di atas. Dan menurut Yesus, setiap perbuatan baik yang bukan berasal dari Allah pada hakekatnya bukan perbuatan baik. Sehingga orang muda yang kaya itu merasa perlu memperjelas lagi yang manakah yang dimaksud Yesus dengan perbuatan baik dari perintah Allah.



Kehendak Allah jelas memiliki 2 aspek ini yaitu: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Hukum ini tidak semudah pengucapannya. Sebagai contoh, Mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ternyata tidak dapat dilaksanakan oleh orang muda kaya yang walaupun sejak masa mudanya melakukan banyak perbuatan baik. Ia lebih mengasihi dirinya daripada orang miskin. Akibat dari itu segala perbuatan baik nya adalah perbuatan baik yang cacat alias tidak sempurna di mata Allah. Padahal kita tahu Allah menghendaki yang sempurna, bukan yang cacat. Karena ada tertulis “Hendaklah kamu sempurna seperti Bapa sempurna.”

Yesus hendak mengajar orang muda itu menjadi sempurna dengan jalanan: pertama, membersihkan hatinya dari cengkeraman harta duniawi, sehingga ketika hatinya sudah bebas dari harta, ia lebih siap untuk mengashi Allah dengan segenap hatinya. Kedua, harta yang berlimpah yang dibagikan kepada orang-orang miskin akan membuat ia belajar untuk mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri.  Dengan demikian dua aspek Hukum Kasih sudah ia lakukan. Namun, siapapun yang sedang dalam proses belajar itu tentu saja ia tidak akan sempurna. Oleh karena itu diperlukan syarat ketiga untuk menjadi sempurna. Ketiga, setelah ia tidak memiliki harta berlimpah, ia diajar untuk mempercayakan keselamatan hidupnya kepada Yesus dan bukan menggantungkan keselamatannya kepada harta atau perbuatan baik. Efesus 2:8-9  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu/perbuatanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Pertanyaan penting kemudian muncul pada ayat selanjutnya melalui pikiran murid-murid Yesus; “Mengapa kami harus mempercayakan keselamatan hidup kami kepada Mu Yesus, apa yang akan kami peroleh sekarang dan nanti?”

Inilah jaminan Yesus kepada siapapun yang percaya kepada-Nya. Ia tidak hanya memperoleh hidup kekal saja! Karena siapapun yang mempercayakan keselamatan hidupnya kepada Yesus, pada masa sekarang memperoleh kembali 100x lipat apa saja yang ia korbankan untuk imannya.
Dan pada masa yang akan datang ia akan memproleh hidup kekal dan kemulian bersama Yesus. Tidak ada tokoh agama yang berani memberi jaminan seperti ini. Jaminan hidup kekal saja mereka tidak berani, apalagi hidup penuh kemuliaan di Sorga nanti. Ingat Yesus sekarang sudah ada di Sorga, ada beberapa kitab suci yang bersaksi demikian. Kita tidak perlu ragu dengan janji ini karena Yesus sendiri menjaminnya dengan cara mati diatas kayu salib untuk menyempurnakan kita yang percaya kepada-Nya dengan darah-Nya kemudian Ia juga menjamin janji hidup kekal dengan cara bangkit dari maut untuk menyatakan bahwa Ia berkuasa atas alam maut, dengan demikian Ia pasti sanggup memberi hidup kekal kepada siapapun yang percaya kepada-Nya. Amin

0 komentar:

Posting Komentar

Pesan Admin:
Boleh berkomentar apa aja yang penting No Spam, No Junk ...
' Freedom of Speech for the glory of LORD'